kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indef: Komoditas sawit bisa dongkrak kinerja ekspor Indonesia


Rabu, 07 Maret 2018 / 21:30 WIB
Indef: Komoditas sawit bisa dongkrak kinerja ekspor Indonesia
ILUSTRASI. Pabrik Kelapa Sawit PT Bakrie Sumatera Plantations


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini Kementerian Perdagangan (Kemdag) menargetkan pertumbuhan ekspor menjadi 11% dari target sebelumnya sebesar 7%.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, komoditas sawit bisa menjadi andalan untuk membantu mencapai target tersebut. Pasalnya, komoditas non migas lainnya seperti baja, alas kaki dan tekstil sedang kalah bersaing dengan industri sejenis negara lain.

Bima pun mengatakan, ekspor produk minyak sawit dan turunan menyumbang 15% dari total ekspor non migas. Apalagi, saat ini harga CPO masih cenderung tinggi, yakni di atas US$ 650 per ton.

Bima menambahkan, bila ekspor bisa meningkat, maka perekonomian Indonesia bisa tumbuh lebih baik. “Saya tidak bilang bisa mencapai 11%, tetapi bila ekspor bisa tumbuh 7% saja, maka ekonomi kita bisa tumbuh lebih dari 5,1%,” kata Bhima, Rabu (7/3).

Sayangnya, menurut Bhima pun mengatakan Indonesia masih menghadapi berbagai kesulitan dalam mengekspor produk kelapa sawit dan turunannya. Salah satunya adalah rendahnya indeks inovasi Indonesia di tingkat internasional.

Saat ini Indonesia berada di urutan ke 87 untuk indeks inovasi. Sementara untuk tingkat indeks kompetitif, Indonesia berada di urutan ke 36. “Daya saing kita mulai naik, namun inovasinya masih tertinggal,” kata Bhima.

Sementara itu, Bhima menambahkan kelapa sawit sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Tahun lalu saja komoditas sawit menambah devisa negara sebesar Rp 300 triliun. Bahkan, dari komoditas ini bisa menyerap 8,2 juta tenaga kerja, meningkatkan kinerja manufaktur, dan menurunkan angka kemiskinan di luar Jawa, khususnya di wilayah perkebunan sawit.

Namun, menurut Bhima untuk mendorong sektor perkebunan sawit ini pun harus ada beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah.

Mulai dari memberikan kepastian hukum dan iklim investasi, memberi insentif bagi peningkatan kerja sama inti plasma, membuka pasar alternatif dan memperkuat diplomasi dagang serta mendorong hilirisasi industri sawit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×