Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan yakin kebutuhan bibit sawit akan tetap tinggi.
Kebutuhan replanting industri dinilai akan tetap mendorong kebutuhan bibit sawit. Oleh karena itu kebutuhan bibit sawit tidak akan bergantung pada program replanting pemerintah.
"Replanting itu kebutuhan, setiap industri butuh replanting jadi kita siapkan," ujar Dirketur PPKS Medan Hasril Hasan Siregar kepada KONTAN, Kamis (1/3).
Hasril bilang bibit sawit PPKS akan tetap terjual meski program replanting petani rakyat tidak berlangsung. Bibit sawit PPKS tetap akan diserap industri kecil dan menengah.
Kedua industri tersebut memang menjadi langganan dari bibit sawit Indonesia. Sementara untuk industri besar, Hasril bilang rata-rata telah memiliki bibit sendiri.
Kebutuhan replanting tersebut dinilai menjadi hal rutin bagi industri sawit. Perbedaan usia tanam membuat industri melakukan replanting rutin agar tanaman tetap dalam usia produktif.
"Tiap industri memiliki perbedaan usia pohon sehingga pasti melakukan replanting minimal 5% dari luas lahan," terang Hasril.
Namun, tahun 2018 ini bibit PPKS yang digunakan untuk replanting masih sedikit. Hasril bilang bibit PPKS untuk replanting tahun 2018 baru sekitar 1.000 bibit.
Meski lambat, Hasril yakin program replanting akan terus berproses. Kendala yang menghambat replanting adalah kesiapan calon peserta dan lahan replanting.
Sementara PPKS memprediksi produksi bibit siap tanam yang dapat digunakan pada tahun 2018 mencapai 6 juta hingga 7 juta bibit. Dari bibit tersebut sudah terdapat 1,5 juta bibit siap tanam dengan usia 9 bulan hingga 12 bulan.
Selain itu terdapat 2,5 juta bibit yang masuk usia semester 2. PPKS juga akan menyiapkan penyemaian sekitar 7 juta bibit.
Permintaan yang tinggi ikut mengerek harga bibit sawit. Harga bibit sawit unggulan PPKS 540 sebelumnya sebesar Rp 32.000 per bibit, naik menjadi Rp 38.000 per bibit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News