Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
Dari pendapatan bersih ini, ITMG mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar US$ 475,57 juta, tumbuh 1104% dibanding raihan laba bersih tahun 2020 yang sebesar US$ 39,46 juta.
Di tahun 2022, ITMG masih optimistis dalam melihat prospek bisnis. Yulius berujar, manajemen ITMG memperkirakan bahwa rata-rata harga batubara pada tahun ini akan tetap kuat di tengah kelangkaan pasokan gas di Eropa akibat konflik Rusia – Ukraina dan permintaan batubara yang tinggi dari negara-negara Eropa dan Asia, meskipun harganya berfluktuasi.
Sepanjang tahun ini, ITMG menargetkan volume produksi sebanyak 17,5 juta ton – 18,8 juta ton dengan target volume penjualan 20,5 juta ton – 21,5 juta ton. Soal urusan target pasar, ITMG berencana tetap mempertahankan pasar ekspor yang perusahaan miliki dengan tetap terbuka akan kemungkinan untuk menjajaki pasar ekspor yang baru guna memaksimalkan penjualan batubara perusahaan ke depannya.
Yulius tidak merinci berapa target pendapatan dan laba ITMG di tahun 2022, namun ia berujar bahwa ITMG berharap untuk membukukan pendapatan dan laba yang lebih baik dibanding tahun 2021 pada tahun 2022 ini.
Untuk merealisasikan hal ini, ITMG berstrategi untuk mengejar target volume produksi sembari terus meningkatkan efisiensi dan disiplin biaya dalam operasi Perusahaan guna memaksimalkan marjin keuntungan.
“Selain itu, ITM (Indo Tambangraya Megah) akan memaksimalkan harga penjualan dengan spesifikasi nilai kalori yang sedang-tinggi yang dimiliki oleh Perusahaan dan dengan melakukan blending pada produk batubara ITM,” imbuh Yulius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News