Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Our Ocean Conference yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat akan membahas sejumlah kinerja konkrit dalam bidang kelautan yang telah dan akan dilakukan. Namun untuk mempertegas realisasi, Indonesia akan mengajukan adanya sistem pelacakan (tracking) realisasi komitmen tiap negara.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan dalam penyelenggaraan OOC yang kelima ini akan mempertegas komitmen dan melindungi kepentingan terkait perikanan.
Namun yang akan jadi keunikan OOC yang akan diselenggarakan di Bali pada 29-30 Oktober 2018, adalah akan adanya pembahasan mengenai mekansime kaji ulang (review mechanism) dan panduan pembelajaran dan praktik (directory lesson learn and practice).
"Kita akan mengukur bagaimana komitmen ini sampai ke tahap implementasi, oleh karenanya Indonesia akan mengusulkan adanya review mechanism dan directory of lesson learn and best practices," kata Retno, Rabu (17/10).
Pasalnya, dalam catatan Retno, dari total 663 komitmen yang telah diajukan dalam empat penyelenggaran OOC sebelumnya, baru 105 yang telah diselesaikan oleh pihak-pihak yang berkomitmen.
Oleh karenanya, Indonesia sebagai tuan rumah akan mengajukan adanya sistem pelacakan (tracking) untuk menegaskan komitmen dan implementasi tersebut. "Kita tidak mau konferensi ini hanya ngomong-ngomong saja, konkritnya harus jelas," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Asal tahu, OOC kali ini akan melibatkan antar negara, swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat, pemuda dan lainnya. Adapun area pembahasan bakal meliputi isu polusi kelautan (marine pollution), perlindungan area kelautan (marine protected areas), keamanan kelautan (maritime security), perubahan iklim (climate change), perikanan keberlanjutan (sustainable fisheries) dan ekonomi biru berkelanjutan (sustainable blue economy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News