Reporter: Ayu Utami Larasati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Deddy Saleh menilai, Indonesia membutuhkan pelabuhan khusus untuk menampung impor limbah baja atau scrap.
Pelabuhan khusus tersebut ia anggap perlu untuk mempermudah proses sortir limbah baja, guna mencegah masuknya limbah yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Selain itu, kehadiran pelabuhan khusus itu akan membuat sortir limbah berlangsung lebih cepat, sehingga tidak mengganggu kinerja industri baja di dalam negeri.
"Pembangunan pelabuhan sortir limbah itu bisa dilakukan pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, atau di pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya," kata Deddy yang juga menjabat sebagai ketua tim satuan tugas (Satgas) Evaluasi dan Monitoring Pelaksanaan Impor Limbah Non B3di Jakarta, Jumat (2/3).
Menurut Deddy, kehadiran pelabuhan khusus akan memudahkan industri baja domestik mendapatkan bahan baku baja murah. Sebab, banyak negara yang tidak memanfaatkan limbah bajanya untuk diolah kembali, terutama di Australia, Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News