kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia dan Timor Leste lanjutkan kerja sama perdagangan sektor perunggasan


Selasa, 13 November 2018 / 19:13 WIB
Indonesia dan Timor Leste lanjutkan kerja sama perdagangan sektor perunggasan
ILUSTRASI. HARGA AYAM PETERNAK


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Timor Leste dan Indonesia akan melanjutkan kerja sama perdagangan di sub sektor peternakan. Langkah ini merupakan tahapan untuk keberlanjutan exportase unggas dan produk unggas dari Indonesia ke Timor Leste, Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) akan melakukan update terhadap Import Risk Analisis (IRA) Recommendation ke Indonesia.

Mengutip rilis yang diterima Kontan.co.id, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Indonesia I Ketut Diarmita pada saat Entry Meeting dengan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Republik Demokratik Timor-Leste, Domingos Gusmao beserta anggota Delegasi lainnya pada hari Senin (12/11) menyampaikan bahwa untuk menjaga keberlanjutan ekspor antar kedua negara tersebut, maka perlu dilakukan update harmonisasi peraturan dan persyaratan teknis kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner perlu dilakukan antara Otoritas Veteriner Timor Leste dan Otoritas Veteriner Indonesia.

Ekspor Indonesia ke Timor Leste saat ini, di antaranya: DOC (Day Old Chicken) dan produk olahan daging ayam, serta pakan ternak. Pada kesempatan tersebut, Dirjen PKH I Ketut Diarmita mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk membantu pemerintah Timor Leste dalam penyediaan bahan pangan asal ternak yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal.

Ia katakan bahwa ekspor produk daging ayam olahan Indonesia selain ke RDTL, juga telah menembus pasar Papua Nugini dan Jepang, serta Korea Selatan. Negara-negara tersebut telah mengakui Indonesia sebagai negara yang memiliki Kompartemen bebas AI (Avian Influenza) dan menerapkan Pedoman Kompartementalisasi sesuai peraturan OIE (Badan Kesehatan Hewan Dunia.

Lebih lanjut I Ketut sebutkan bahwa, situasi penyakit HPAI pada unggas Indonesia saat ini sangat terkendali. Kejadian HPAI menurun secara signifikan setiap tahun dan hanya bersifat sporadis di daerah tertentu dan dapat dikendalikan dengan cepat.

Pemerintah Indonesia bersama pihak-pihak terkait terus memperbaiki strategi dengan mengendalikan dan memberantas penyakit HPAI melalui zona bebas AI dan kompartemen secara bertahap dan terus menerus. Sejauh ini, kompartemen bebas AI yang telah disertifikasi sebanyak 141 titik dan 25 titik masih dalam proses sertifikasi.

Menurut I Ketut, semua komoditas unggas dan produk unggas yang diekspor yang berasal dari unit usaha bersertifikat Kompartemen Bebas AI dan memiliki Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) dari Kementerian Pertanian dijamin kesehatan dan keamanan produknya.

“Saya berharap hasil Import Risk Analisis (IRA) oleh Tim Timor Leste berjalan dengan baik dan memuaskan, sehingga nantinya eksportasi unggas dan produk unggas dari Indonesia ke Timor Leste dapat terus berlanjut”, ungkap I Ketut.

Dalam pelaksanaan Import Risk Analisis (IRA) Recommendation, Tim Auditor dari RDTL dipimpin oleh Domingos Gusmao Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan RDTL dan didampingi oleh Jose Orlando Magno (Direktur Nasional Peternakan), Venacio Oliveira (Direktur Nasional Karantina dan Bio-sekurity), dan Mr. Mario Jose Morais (Kepala Departemen Pengembangan Pakan dan Nutrisi Ternak). Selanjutnya Tim Audit Timor Leste akan berkunjung ke beberapa unit usaha PT Charoen Phokpand Indonesia mulai tanggal 13 - 15 November 2018 ke Serang – Banten dan Bali.

Domingos Gusmao mengatakan, kerja sama bidang peternakan dan kesehatan hewan antara Republik Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste, terutama yang terkait dengan perdagangan telah berjalan selama hampir 1 tahun, sehingga perlu dilakukan update terhadap Import Risk Analisis (IRA) Recommendation.

Kerja sama ini sebagai tindaklanjut penandatanganan Technical Agreement antara Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kedua Negara pada tanggal 19 April 2018 yang mengacu pada MoU kerja sama yang ditandatangani oleh menteri pertanian antar kedua negara.

Domingos Gusmao menjelaskan bahwa tujuan kunjungannya kali ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan IRA yang sampai dengan saat ini membuahkan hasil yang baik. Hasil IRA akan digunakan untuk menyusun perpanjangan rekomendasi impor ke RDTL.

Menurutnya, rekomendasi dikeluarkan hanya sampai 1 tahun yaitu Januari -Desember 2018. Rencananya pada bulan Desember, RDTL akan meningkatkan lagi jumlah pemasukan DOC dari Indonesia

Labih lanjut Ia sampaikan, pihak Timor Leste pada beberapa waktu lalu melalui kedutaan dan kementerian luar negerinya mengusulkan adanya kegiatan pelatihan AMR (Antimicrobial Resistance) dan Meat Inspector (Pengawas Daging) untuk stafnya.

Selain itu juga diusulkan kerja sama survei perbatasan antara NTT dan RDTL dan peningkatan Laboratorium Kesehatan Hewan RDTL yang saat ini masih dalam kategori tipe B.

Jika disetujui, dalam waktu dekat RDTL akan mengirimkan SDM-nya untuk pelatihan di Balai Besar Veteriner Denpasar, serta mengikuti pelatihan di RPH dan kerja sama teknik untuk magang di Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, I Ketut Diarmita mengatakan komitmennya untuk siap membantu RDTL dalam pengembangan SDM tersebut. Pelatihan akan dilakukan di Balai Besar Veteriner Denpasar sesuai permintaan dari Timor Leste.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×