Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) menargetkan pertumbuhan pendapatan 5-10% di tahun ini.
"Tapi ini juga masih akan menyesuaikan dengan kondisi yang ada, apakah di 2020 ini akan terjadi peningkatan permintaan kendaraan terutama di alat berat. Karena alat berat ini kan kontribusi ke pendapatan lumayan besar ya sekitar 20% ini kan cukup lumayan menambah income nya IPCC," ujar Investor Relations IPCC Reza Priyambada kepada kontan.co.id, Selasa (21/1).
Baca Juga: Tahun 2019, aktivitas bongkar buat Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) tumbuh 37,97%
Reza juga menambahkan, dengan ketegangan perang dagang yang mulai berkurang kemudian industri manufaktur yang mulai bertumbuh tentunya permintaan akan batubara dan juga sumber energi lain pun meningkat. "Sehingga permintaan akan alat berat meningkat, tentu itu akan berimbas positif juga untuk IPCC," katanya.
Mengenai prospek bisnis IPCC di tahun ini Reza mengatakan tentunya ingin bertumbuh, pertumbuhan akan dilakukannya dengan berbagai macam cara.
"Kalau dari sisi penempatan kendaraan di lapangan, kita berharap dengan pertumbuhan industri otomotif maka penggunaan lapangan di dermaga IPCC akan meningkat sehingga kinerja keuangan dari IPCC juga meningkat. Jadi layanan yang kita berikan bisa optimal, potensi yang bisa di raih IPCC juga diharapkan meningkat," ujar Reza.
Baca Juga: Tambah Kapasitas Terminal, Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Siapkan Rp 250 Miliar
Lalu IPCC juga akan melakukan pertumbuhan lain secara anorganik, misalnya dengan melakukan mitra dengan shipping line atau melakukan kemitraan dengan perusahaan logistik, atau mungkin masuk ke bisnis baru. Reza menuturkan, bisnis baru ini bisa juga bisnis yang masuk ke ekosistem kepelabuhan, bisa juga non kepelabuhan.
Dalam waktu dekat ini juga IPCC akan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada para stakeholder atau mitra, kemudian mulai menjajakan kemitraan dengan berbagai stakeholder. "Entah itu dengan perusahaan bongkar muat, logistik (truk truk yang membawa mobil), atau melakukan kemitraan dengan shipping line," tuturnya.
Mengenai tantangan di tahun ini Reza menuturkan, bisa jadi datang dari kinerja alat berat. IPCC masih melihat kondisinya akan seperti apa, bisa mulai ada peningkatan atau tidak. Kalaupun tidak mulai ada peningkatan itu akan menjadi tantangan IPCC dimana IPCC akan menggali resi nilainya.
Baca Juga: IPCC menyiapkan belanja modal Rp 250 miliar tahun ini
Tantangan berikutnya, dari sisi pembelian layanan. Bagaimana upaya manajemen IPCC untuk meningkatkan layanan keamanan dan kenyamanan kepada mitra. Lalu tantangan lainnya adalah merealisasikan ekspansi, yang mana nantinya akan mempengaruhi sumber income yang ada.
Reza mengatakan, IPCC juga harus bersiap menghadapi perkembangan zaman, bagaimana menghadapi perubahan permintaan kendaraan ke depan.
"Ke depan tren mobil listrik juga akan mulai banyak di gunakan. Pasti di IPCC juga harus ada persiapan jangan sampai nanti ada orang yang mau impor mobil listrik atau ekspor mobil listrik, kita ga siap infrastrukturnya, itu kan kita harus pikirkan juga," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News