kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia-Selandia Baru kerja sama bangun PLTP


Senin, 17 Maret 2014 / 17:47 WIB
Indonesia-Selandia Baru kerja sama bangun PLTP
ILUSTRASI. 4 Masker Rambut Alami yang Wajib Anda Coba di Rumah


Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bersama pemerintah Selandia Baru melanjutkan kerja sama proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Sebanyak 11 perusahaan asal Selandia Baru yang bergerak di bidang energi terbarukan, khususnya panas bumi dan air siap berkomitmen membantu Indonesia untuk mengembangkan PLTP.

Untuk proyek tersebut, sudah dilakukan penanandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah yang diwakili oleh Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo dan Menteri Pembangunan Ekonomi Selandia Baru, Steven Joyce.

Pemerintah Selandia Baru menyiapkan anggaran investasi senilai NZD (dollar New Zealand) 15 juta atau setara US$ 12,86 juta untuk lima tahun ke depan. 

Susilo menyampaikan, kerjasama di bidang panas bumi dengan Selandia Baru bukan pertama bagi Indonesia, Selandia Baru merupakan langganan utama Indonesia di sektor energi terbarukan.

Ia bilang, PLTP Kamojang di Garut, Jawa Barat juga ada kontribusi investasi dari pemerintah Selandia Baru.

"Mereka (perusahaan Selandia Baru) akan memfasilitasi teknologi dan investasi, sekarang belum tahu kapan realisasinya karena masih dalam tahap studi kelayakan, daerah mana saja yang mau dibuat PLTP," kata Susilo saat acara penandatangan MoU dan pelatihan kepada tenaga insinyur Indonesia.

Perusahan Selandia Baru yang tertarik untuk menyediakan teknologi dan pelatihan di antaranya AECOM Power and Energy, Cortexo Limited NZ, Sinclair Knight Merz (SKM), Hawkins, GNS Science, dan masih banyak lagi.

Selain perusahaan Selandia Baru yang memberi pelatihan, pengadaan teknologi, mereka juga akan bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada.

Steven Joyce menegaskan, kerja sama di bidang panas bumi dengan Indonesia itu sangat penting.

Hal ini mengingat Indonesia memiliki cadangan panas bumi sebesar 28 gigawatt dan 40% cadangan panas bumi dunia ada di Indonesia.

Ia bilang, kolaborasi dengan Indonesia memang sudah tepat karena Selandia Baru sudah lama menggunakan panas bumi, hampir 90% energi di Selandia Baru menggunakan energi terbarukan dan yang sebagian besar adalah panas bumi.

"Panas bumi itu energi yang sifatnya sustainable (bekerlanjutan) apalagi di Indonesia yang punya banyak gunung api aktif. Sayang sekali jika potensi besar ini tidak dimanfaatkan maksimal," kata Joyce, Senin (17/03).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×