kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indosat (ISAT) dapat US$ 750 juta dari penjualan menara, ini rincian penggunaanya


Jumat, 21 Mei 2021 / 11:30 WIB
Indosat (ISAT) dapat US$ 750 juta dari penjualan menara, ini rincian penggunaanya
ILUSTRASI. Indosat Ooredoo beberkan rincian penggunaan dana penjualan menara


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) alias Indosat Ooredoo telah menggunakan dana hasil penjualan menara telekomunikasi. Salah satunya penggunaan dana tersebut adalah untuk tambahan investasi perusahaan.

Seperti diketahui, ISAT telah mendapatkan dana segar sebesar US$ 750 juta atau setara Rp 11 triliun dari hasil penjualan 4.200 menara. Perusahaan halo-halo ini menjual menaranya kepada PT EPID Menara AssetCo (Edge Point Indonesia), yang merupakan anak usaha dari Edge Point Singapura di Indonesia, yang dimiliki oleh Digital Colony.

Transaksi perjanjian penjualan dan sewa kembali antara kedua pihak tersebut ditandatangani pada 31 Maret lalu. Maka, transaksi ini akan masuk dalam laporan keuangan ISAT di kuartal II-2021.

Lebih lanjut, SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Steve Saerang mengatakan, dana hasil divestasi menara juga digunakan untuk pendanaan kembali (refinancing) struktur permodalan ISAT. 

"Yang tak kalah penting, penjualan menara ini juga bertujuan untuk mengurangi biaya operasional menara itu sendiri," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (20/5).

Baca Juga: Pendapatan Indosat (ISAT) naik double digit di kuartal I, ini kata manajemen

 

ISAT pun yakin, transaksi penjualan menara tersebut akan membuka permodalan untuk membangun momentum pertumbuhan perusahaan yang solid. Hal ini dicapai melalui pengembangan lebih lanjut pada kinerja jaringan Indosat Ooredoo dan peluncuran solusi-solusi digital baru yang inovatif.

Asal tahu saja, ISAT, anggota indeks Kompas100 ini, mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 8 triliun pada tahun ini. Capex tersebut bertujuan untuk meningkatkan dan memperluas jaringan di Indonesia dengan fokus pada pengembangan jaringan 4G/LTE dan jaringan video grade.

Menurut Steve, investasi belanja modal hingga saat ini berjalan sesuai rencana perusahaan. "Kami telah membelanjakan Rp 1,4 triliun  dari capex untuk kuartal I-2021 atau meningkat 123% yoy. Kami berfokus investasi capex yang bertujuan mendorong efisiensi dan pertumbuhan perusahaan," pungkas dia.

Selanjutnya: Kinerja Sunindo Adipersada (TOYS) kurang memuaskan di tahun 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×