kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.421   -121,00   -0,73%
  • IDX 7.465   -73,12   -0,97%
  • KOMPAS100 1.049   -9,76   -0,92%
  • LQ45 788   -9,08   -1,14%
  • ISSI 253   -2,74   -1,07%
  • IDX30 412   -0,51   -0,12%
  • IDXHIDIV20 470   2,87   0,61%
  • IDX80 118   -1,14   -0,95%
  • IDXV30 123   0,72   0,59%
  • IDXQ30 131   0,68   0,52%

Industri Aviasi Tetap Cerah, Airbus Proyeksi Permintaan 43.400 Pesawat Hingga 2044


Sabtu, 14 Juni 2025 / 06:29 WIB
Industri Aviasi Tetap Cerah, Airbus Proyeksi Permintaan 43.400 Pesawat Hingga 2044
ILUSTRASI. Airbus: Di tengah ketidakpastian jangka pendek, industri penerbangan global tetap menjanjikan prospek pertumbuhan jangka panjang. REUTERS/Edgar Su


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ketidakpastian jangka pendek, industri penerbangan global tetap menjanjikan prospek pertumbuhan jangka panjang.

Dalam laporan Global Market Forecast (GMF) 2025 yang dirilis Kamis (12/6), Airbus memproyeksikan lalu lintas penumpang akan tumbuh rata-rata 3,6% per tahun selama dua dekade ke depan.

Baca Juga: AirAsia Akan Memesan 100 Jet Airbus

Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan PDB global sebesar 2,5% per tahun, peningkatan urbanisasi, serta bertambahnya sekitar 1,5 miliar penduduk kelas menengah, segmen utama pengguna moda transportasi udara.

Airbus memperkirakan kebutuhan sekitar 43.400 pesawat baru hingga tahun 2044. Rinciannya: 34.250 pesawat lorong tunggal (single-aisle) dan 9.170 pesawat berbadan lebar (widebody).

Menariknya, sekitar 44% armada baru tersebut akan menggantikan pesawat generasi lama yang boros bahan bakar, sejalan dengan agenda dekarbonisasi dan efisiensi energi di sektor penerbangan.

Dari sisi pertumbuhan pasar, India tercatat sebagai rute domestik dengan laju tercepat di dunia (+8,9%), disusul rute Asia emerging ke China (+8,5%) dan Timur Tengah ke Asia emerging (+5,3%).

Airbus juga menyoroti efisiensi operasional sebagai nilai jual utama, dengan kesamaan sistem pada A320, A330, dan A350 memungkinkan pelatihan lintas tipe (multi-type rating) bagi kru.

Baca Juga: China Berencana Membeli Ratusan Pesawat Airbus

Hal ini memudahkan maskapai mengelola armada campuran tanpa membebani operasional.

Total armada pesawat global yang beroperasi diproyeksi akan melampaui 49.000 unit pada 2044, membuka peluang besar di sektor penunjang seperti perawatan pesawat (MRO), pelatihan pilot, teknisi, hingga awak kabin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU

[X]
×