kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri bahan baku baterai mobil listrik siap beroperasi, investasinya Rp 14 triliun


Kamis, 18 Juni 2020 / 20:30 WIB
Industri bahan baku baterai mobil listrik siap beroperasi, investasinya Rp 14 triliun
Pembangunan pabrik bahan baku baterai mobil listrik Harita Nickel di Kawasi, Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara sudah memasuki tahap konstruksi akhir dan ditargetkan berproduksi pada akhir 2020.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia tidak lama lagi akan memiliki industri bahan baku untuk baterai mobil listrik. Saat ini, pabrik bahan baku baterai mobil listrik di Maluku Utara tersebut sedang dibangun oleh Harita Nickel di Kawasi, Obi, Halmahera Selatan. 

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Maluku Utara, Nirwan MT Ali mengatakan rencananya, industri masa depan ini akan berproduksi pada akhir 2020 ini dan sekarang sedang memasuki tahap konstruksi akhir.

Baca Juga: Toyota banting harga Avanza jadi Rp 60 juta dan Sienta Rp 188 juta

Nirwan menyebutkan industri ini memiliki nilai investasi yang cukup besar dan membutuhkan tenaga kerja profesional yang tidak sedikit. Nilai investasinya mencapai Rp 14 triliun dengan mayoritas pemegang saham berasal dari dalam negeri.

“Industri ini akan mengolah nikel kadar rendah menjadi bahan baku baterai mobil listrik, yakni nikel sulfat dan kobalt sulfat. Mobil listrik sendiri lebih ramah lingkungan dibandingkan transportasi dengan bahan bakar minyak (BBM),” jelas Nirwan dalam keterangan resminya, Kamis (18/6).

Kata Nirwan, Harita Nickel memiliki komitmen awal untuk mewujudkan ini, Bahkan Harita Nickel telah memiliki smelter dan telah beroperasi sejak 2016 sebagai dukungan untuk hilirisasi industri pertambangan.

Dia menambahkan, industri pengolahan dan pemurnian dengan teknologi yang mutakhir pun sedang dibangun saat ini. Mereka berpikir, hilirisasi harus lebih ditingkatkan dan memberi nilai tambah yang lebih tinggi. 

Baca Juga: Harga mobil bekas New Panther di Jakarta semakin murah, mulai dari Rp 65 juta

“Salah satunya membangun pabrik pengolahan dan pemurnian nikel dengan proses hydrometallurgy yang ramah lingkungan atau green project karena pemakaian energi listriknya rendah. Hasilnya, bahan baku utama dari katoda baterai mobil listrik”, jelas Nirwan.

Kepala Dinas Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM), Hasyim Daeng Barang menambahkan bahwa teknologi pengolahan dan pemurnian mineral dengan proses hidrometalurgi akan sangat menguntungkan dalam konservasi sumber daya alam, khususnya nikel. 




TERBARU

[X]
×