Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Industri beton pracetak Indonesia semakin berkembang di tengah maraknya pembangunan infrastruktur maupun gedung. Namun sebagian besar pasarnya masih dikuasai oleh anak-anak perusahaan konstruksi.
Kapasitas produksi terbesar dimiliki oleh PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) yakni mencapai 3,25 juta ton per tahun yang diproduksi di 11 pabrik dan sekitar 41 buah batching plant (BP) yang tersebar di seluruh lokasi proyek. Adapun lokasi pabrik tersebut berada di daerah Karawang, Sadang, Cibitung, Subang, Kalijati, Bojonegoro, Klaten, Sidoarjo, Legundi dan dua pabrik di Palembang.
Pada akhir tahun lalu, kapasitas produksi WSBP baru 2,65 juta ton per tahun. Namun selama enam bulan terakhir, perusahaan melakukan penambahan produksi dengan melakukan perluasan kapasitas di beberapa pabrik existing Palembang dan Subang, serta membangun pabrik baru di Legundi dengan kapasitas 275.000 ton per tahun.
Tahun ini, WSBP juga masih berencana membangun pabrik baru di Kalimantan dengan kapasitas 200.000-250.000 ton per tahun. Namun pabrik tersebut diperkirakan baru akan melayani proyek baru tahun depan. Di samping itu, perusahaan juga berencana membangun satu pabrik lagi di Medan.
Sementara terkait dengan pasar, WSBP selama semester I masih lebih banyak melayani proyek-proyek jalan tol. Maklum induk PT Waskita Karya Tbk saat ini sedang membangun 18 ruas jalan tol. "Dari Rp 5,57 triliun pencapaian kontrak baru di semester I, sekitar 90% berasal dari proyek infrastruktur tol," kata Jarot Subana, Direktur Utama WSBP pada KONTAN, Senin (17/7).
Sementara PT Wika Beton Tbk (WTON) masih lebih banyak menyulai produk beton pracetak ke proyek-proyek eksternal. Dari pencapaian kontrak baru Rp 2,89 triliun sepanjang paruh pertama tahun ini, hanya 32% yang disuplai untuk kebutuhan WIKA Group. "Bahkan porsi untuk grup ini saja cukup besar karena tahun ini kami sudah mulai masuk produk ready mix. Tahun lalu porsinya hanya 20% saja," jelas Puji Haryadi, Sekretaris Perusahaan WTON.
Saat ini, WTON banyak melayani proyek-proyek di sektor infrastruktur dengan porsi mencapai 50%. Kemudian sektor energi mencapai 35%, industri 8% dan sisanya dari berbagai macam proyek.