Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Kenaikan kurs dollar terhadap rupiah berdampak terhadap semua sektor industri di dalam negeri. Tak terkecuali industri galangan kapal nasional.
Eddy Kurniawan Logam, Ketua Umum Ikatan Perusahaan Kapal Nasional dan Lepas Pantai (Iperindo) mengatakan, naiknya kurs dollar membuat beban produksi galangan kapal meningkat. Pasalnya, banyak bahan baku kapal masih harus impor dari berbagai negara.
Celakanya, industri galangan menjual kapal dalam kurs rupiah sehingga berpeluang adanya rugi kurs. "Fluktuasi dollar bikin beban produksi meningkat, juga bisa rugi kurs karena kontrak penjualan kapal pakai rupiah," ujar Eddy.
Menurutnya, sekitar 70% bahan baku industri galangan kapal masih impor. Impor bahan baku itu terdiri dari mesin, pompa, baling-baling, navigasi, dan GPS. Adapun bahan baku yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri adalah pelat baja dan elektroda.
Di tengah tingginya harga impor akibat penguatan dollar, industri galangan juga harus membayar bea masuk impor 5%-12,5%. "Memang sudah ada Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP). Namun prosesnya panjang dan lama, sehingga tidak efektif," ujar Eddy.
Ia mengatakan, ke depan harus dikembangkan industri hulu dan penunjang kapal, sehingga galangan kapal tak perlu lagi impor bahan baku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News