Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengajak para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait untuk mendukung pencapaian target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
Kelapa sawit termasuk sektor industri komoditas agro yang mendukung penyerapan emisi karbon dan program NZE.
Direktur jen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan kelapa sawit membantu penyerapan emisi karbon. "Dalam berbagai literatur, tanaman ini menyerap karbon lebih besar dibandingkan tanaman lain,” ujar Dadan.
Pernyataan ini disampaikannya saat menjadi keynote speaker dalam Diskusi Virtual Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bertemakan"Kontribusi Industri Sawit Terhadap Net Zero Emissions Indonesia", Jakarta, Rabu (24 Mei 2023).
Baca Juga: Mahkota Group (MGRO) Sudah Serap 27% Anggaran Capex Rp 250 Miliar
Pembicara lain adalah Meika Syahbana Rusli, Director of Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC), IPB University, Dwimas Suryanata Nugraha, Subkoordinator Direktorat Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian, dan Luwy Leunufna, Direktur Tunas Sawa Erma (TSE) Group.
Dadan melanjutkan, pohon kelapa sawit mampu menyerap 25 ton CO2 per tahun sedangkan pohon lainnya hanya sebesar 6 ton CO2 per tahun. Karena itulah, tanaman kelapa sawit merupakan penyerap CO2 sama dengan tanaman lain seperti tanaman kayu hutan.
Selanjutnya mengutip data Henson (1999) Dalam proses fotosintesis kelapa sawit menyerap sekitar 161 ton CO2 per ha per tahun. Bila dikurangi CO2 proses respirasi, maka secara netto, kelapa sawit mampu menyerap CO2 sebesar 64,5 ton CO2 per tahun
Kontribusi sawit menekan emisi karbon sudah diwujudkan melalui implementasi program mandatori biodiesel. Dadan mengatakan Indonesia saat ini menjadi negara terbesar dalam penggunaan biodiesel dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia.
"Kita akan terus tingkatkan pemanfaatan bahan bakar nabati ini baik dalam bentuk biodiesel maupun dalam bentuk bio yang lain, bahan bakar bio yang lain misalkan bioetanol itu juga bisa dibuat atau misalkan juga nanti bisa biogas," ucap dia.
Dadan menguraikan pula bahwa penggantian Bahan Bakar mesin diesel dari minyak solar ke biodiesel dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 50% – 60%. Berdasarkan kajian European Commissioning joint research center, apabila biodiesel dihasilkan dari PKS dengan methane capture POME dapat menurunkan emisi sampai dengan 62%.
Baca Juga: Pendapatan Sampoerna Agro (SGRO) di Kuartal I 2023 Naik, Tapi Labanya Turun
Saat ini, dikatakan Dadan, pemerintah tengah mendorong pendekatan teknologi untuk mengkonversi minyak nabati, misalkan sawit langsung menjadi bensin atau langsung menjadi solar.
Direktur Tunas Sawa Erma Group, Luwy Leunufna mengatakan pihaknya berkomitmen mengikuti semua aturan dan ketentuan pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.