kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri Kelapa Sawit Dukung Pemerintah Menuju Net Zero Emission pada 2060


Kamis, 25 Mei 2023 / 12:54 WIB
Industri Kelapa Sawit Dukung Pemerintah Menuju Net Zero Emission pada 2060
ILUSTRASI. Harga CPO dalam setahun turun: Panen kelapa sawit di Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/12). Industri Kelapa Sawit Dukung Pemerintah Menuju Net Zero Emission pada 2060.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah mengajak para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait untuk mendukung pencapaian target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

Kelapa sawit termasuk sektor industri komoditas agro yang mendukung penyerapan emisi karbon dan program NZE. 

Direktur jen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan kelapa sawit membantu penyerapan emisi karbon.  "Dalam berbagai literatur, tanaman ini menyerap karbon lebih besar dibandingkan tanaman lain,” ujar Dadan.

Pernyataan ini disampaikannya saat menjadi keynote speaker dalam Diskusi Virtual Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bertemakan"Kontribusi Industri Sawit Terhadap Net Zero Emissions Indonesia", Jakarta, Rabu (24 Mei 2023). 

Baca Juga: Mahkota Group (MGRO) Sudah Serap 27% Anggaran Capex Rp 250 Miliar

Pembicara lain adalah  Meika Syahbana Rusli, Director of Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC), IPB University, Dwimas Suryanata Nugraha, Subkoordinator Direktorat Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian, dan  Luwy Leunufna, Direktur Tunas Sawa Erma (TSE) Group.

Dadan melanjutkan, pohon kelapa sawit mampu menyerap 25 ton CO2 per tahun sedangkan pohon lainnya hanya sebesar 6 ton CO2 per tahun. Karena itulah, tanaman kelapa sawit merupakan penyerap CO2 sama dengan tanaman lain seperti tanaman kayu hutan. 

Selanjutnya mengutip data Henson (1999) Dalam proses fotosintesis kelapa sawit menyerap sekitar 161 ton CO2 per ha per tahun. Bila dikurangi CO2 proses respirasi, maka secara netto, kelapa sawit mampu menyerap CO2 sebesar 64,5 ton CO2 per tahun

Kontribusi sawit menekan emisi karbon sudah diwujudkan melalui implementasi program mandatori biodiesel. Dadan mengatakan Indonesia saat ini menjadi negara terbesar dalam penggunaan biodiesel dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia.

"Kita akan terus tingkatkan pemanfaatan bahan bakar nabati ini baik dalam bentuk biodiesel maupun dalam bentuk bio yang lain, bahan bakar bio yang lain misalkan bioetanol itu juga bisa dibuat atau misalkan juga nanti bisa biogas," ucap dia.

Dadan menguraikan pula bahwa penggantian Bahan Bakar mesin diesel dari minyak solar ke biodiesel dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 50% – 60%. Berdasarkan kajian European Commissioning joint research center, apabila biodiesel dihasilkan dari PKS dengan methane capture POME dapat menurunkan emisi sampai dengan 62%.

Baca Juga: Pendapatan Sampoerna Agro (SGRO) di Kuartal I 2023 Naik, Tapi Labanya Turun

Saat ini, dikatakan Dadan, pemerintah tengah mendorong pendekatan teknologi untuk mengkonversi minyak nabati, misalkan sawit langsung menjadi bensin atau langsung menjadi solar.

Direktur Tunas Sawa Erma Group, Luwy Leunufna mengatakan pihaknya berkomitmen mengikuti semua aturan dan ketentuan pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. 

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam, TSE Group menyadari pentingnya berkontribusi dalam upaya untuk atau upaya global untuk mencapai Net Zero Emission.

Sebagai wujud nyata komitmen tersebut, TSE Group menggunakan Science Based Targets initiative (SBTi) sebagai standar untuk menetapkan target net zero emissions. SBTi adalah inisiatif untuk mengembangkan dan mempromosikan metodologi ilmiah dalam rangka menetapkan target emisi sesuai dengan Perjanjian Paris.

Dengan menggunakan SBTi, TSE Group akan menetapkan target emisi dan hal-hal yang dibutuhkan untuk membatasi pemanasan global di bawah 1,5°C. 

Baca Juga: Dikhawatirkan Merugikan Petani, Aspekpir Minta Pemerintah Kaji Bursa CPO

Saat ini, TSE Group  akan membangun pembangkit listrik tenaga biogas untuk berkontribusi pada pengurangan gas rumah kaca dengan mencegah pelepasan gas metana ke atmosfer.  Kapasita listrik pembangkit ini mencapai 8 MW yang dibangun sampai 2030.

“Kami berencana memanfaatkan listrik dan gas yang dihasilkan dapat digunakan penduduk setempat untuk meningkatkan kualitas hidup,” ujar Luwy. 

Direktur Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) IPB, Meika Syahbana Rusli mengatakan, menambahkan bahwa sawit mampu secara signifikan menyerap CO2 yang ada di atmosfer.

Sementara itu, Subkoordinator Direktorat Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Dwimas Suryanata Nugraha mengatakan, perkebunan sawit tidak bisa dikatakan sepenuhnya penyebab dari kenaikan gas rumah kaca.

Baca Juga: Harga CPO Masih dalam Tren Pelemahan

"Banyak isu yang timbul di masyarakat ini terkait dengan sawit ini salah satu penyebab sawit deforestasi lahan dan penyebab kenaikan emisi gas rumah kaca. Perkebunan kelapa sawit ini tidak bisa juga dikatakan penyebab dari kenaikan gas rumah kaca," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×