kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,04   5,70   0.63%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri makanan paling terkena dampak naiknya LPG


Rabu, 10 September 2014 / 18:40 WIB
Industri makanan paling terkena dampak naiknya LPG
ILUSTRASI. Warga berolahraga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD)


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) memastikan biaya industri akan naik seiring dinaikannya harga elpiji 12 Kg oleh Pertamina. Industri yang paling terasa terkena dampak dari kebijakan itu adalah industri makanan.

"Iya dong akan terdampak misalnya industri makanan, restoran kan banyak pakai elpiji," ujar Ketua Umum KADIN, Suryo Bambang Sulisto di kantornya, Jakarta, Rabu (10/9).

Meskipun demikian, kata dia, sektor industri pasti akan mampu bertahan dari kenaikan harga elpiji 12 kg tersebut. Pasalnya, sektor industri adalah sektor yang fleksible sehingga pasti ada penyesuaian terhadap harga produksi yang naik.

"Tentu ya pasti naik biaya industri. Tapi kalau bisa dikelola secara baik pasti industri bisa menyesuaikan," kata dia.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga gas elpiji ukuran 12 kg sebesar Rp 1.500 per kg kilogram atau sekitar Rp 18.000 per tabung. Menurut Direktur Pemasaran dan Bisnis Pertamina Hanung Budya, Pertamina menjamin kelancaran pasokan kepada konsumen.

Pertamina mengharapkan masyarakat tidak panik menanggapi kenaikan harga elpiji 12 kilogram dengan panic buying atau melakukan pembelian panik atau khawatir elpiji 12 kilogram langka di pasaran. Sebab, pertamina juga menjual elpiji di jalur distribusi lainnya. (Yoga Sukmana)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×