kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri mamin tak menyerap seluruh pasokan dari industri pengolah garam, kenapa?


Kamis, 08 Maret 2018 / 21:48 WIB
Industri mamin tak menyerap seluruh pasokan dari industri pengolah garam, kenapa?
ILUSTRASI. Pembuatan Garam Gandu Tradisional


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri makanan dan minuman (mamin) tidak menyerap seluruh pasokan garam dari industri pengolahan garam. Pasalnya, industri mamin mempunyai spesifikasi garam yang dibutuhkan.

"Spesifikasi garam berbeda, industri aneka pangan punya Standar Nasional Indonesia (SNI)," ujar Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi Lukman, Kamis (8/3).

Selama ini pun Adhi bilang industri mamin tidak menerima garam dari seluruh industri pengolah garam. Industri mamin hanya menerima pasokan garam dari 4 sampai 5 industri pengolah garam yang sesuai dengan standar.

Garam lokal dinilai masih belum dapat memenuhi kualitas garam industri mamin. Adhi bilang meski ada pasokan lokal, jumlahnya masih sedikit. "Kalau pasokan lokal ada dari PT Garam, tetapi kecil di bawah 50.000 ton," terang Adhi.

Selain itu, stok garam lokal pun dinilai sedang surut. Sementara musim panen garam dinilai belum mulai.

Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI), Jakfar Sodikin bilang masa panen garam di Indonesia belum mulai. Panen garam lokal diprediksi tiga  bulan lagi. "Panen paling cepat sekitar akhir bulan 6," ungkap Jakfar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×