kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri membaik, pelaku usaha alat berat bidik target penjualan lebih tinggi di 2021


Jumat, 04 Juni 2021 / 16:00 WIB
Industri membaik, pelaku usaha alat berat bidik target penjualan lebih tinggi di 2021
ILUSTRASI. Produksi alat berat di 2021 diproyeksi tumbuh


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) melihat prospek pasar alat berat kembali bergairah di tahun ini. Hal tersebut seiring dengan pemulihan sejumlah sektor industri yakni, pertambangan, perkebunan, hingga konstruksi. 

Alhasil, Hinabi pun memproyeksikan, pertumbuhan produksi alat berat di tahun 2021 akan mencapai 40%. "Di tahun 2021 produksi alat berat nasional akan tumbuh sekitar 30%-40%," kata Ketua Umum Hinabi Jamalludin kepada Kontan.co.id, Jumat (4/6). 

Adapun dengan pertumbuhan tersebut, produksi alat berat nasional hingga akhir tahun diproyeksikan akan mencapai kisaran 5.000 unit. Kendati begitu, proyeksi pertumbuhan produksi di tahun ini belum bisa menyaingi produksi alat berat di tahun 2019 yang mencapai 6.060 unit. 

Jamalludin menjelaskan, kenaikan produksi yang belum seperti tahun 2019 bukan karena faktor permintaan saja, tapi ada pasokan bahan baku yang belum penuh atau tidak seperti saat kondisi normal. Pasalnya, saat ini local content alat berat lokal rata-rata sebesar 40%. 

Baca Juga: Hexindo Adiperkasa (HEXA) proyeksi kinerja di tahun fiskal 2020 turun 30%

"Saat ini permintaan di seluruh dunia naik, sementara suplai terbatas. Banyak bahan baku yang pasokannya belum full," jelas dia. 

Kendati ada sedikit hambatan, industri alat berat Tanah Air tetap optimistis bisa memanfaatkan momentum rebound di sejumlah sektor industri yang terjadi saat ini. 

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, Jamalludin bilang, secara umum sektor pertambangan dan infrastruktur berkontribusi paling besar terhadap produksi alat berat di tiap tahun, yakni masing-masing memiliki porsi produksi sebanyak 30%. 

Adapun sisa produksi alat berat berasal dari sektor kehutanan (forestry) dan perkebunan yang masing-masing berkontribusi 20% dari total produksi yang ada.




TERBARU

[X]
×