Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peralihan dari mobil berbahan bakar minyak menuju energi listrik tampaknya tak lengkap jika industri onderdil dalam negeri belum siap. Salah satu onderdil yang disoroti ialah baterai lithium untuk kendaraan listrik.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pernah menyebut bahwa investor China dan Perancis tertarik membangun pabrik baterai lithium di Halmahera Utara, Maluku Utara, yang nantinya akan digunakan sebagai sumber energi kendaraan listrik.
Pada tahap awal, kerja sama investor China dan Perancis itu akan menggelontorkan lima miliar dolar untuk pembangunan pabrik baterai lithium.
Kabarnya investor China tersebut pada tahap pertama bersedia menggelontorkan dana US$ 5 miliar. Pemerintah menilai masuknya investor tersebut diharapkan dapat mendorong pengembangan mobil listrik di Indonesia.
Sebab pengembangan mobil listrik masih terkendala oleh pasokan baterai yang masih harus diimpor. Padahal, bahan baku baterai lithium berupa nikel dan kobalt melimpah di dalam negeri.
Apakah dengan adanya investasi tersebut industri onderdil dalam negeri bakal bergegas menyusul produksi khusus kebutuhan kendaraan listrik?