Reporter: Dani Prasetya | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah merestui produsen semen lokal berekspansi ke luar negeri. Menteri Perindustrian MS Hidayat mendukung langkah perusahaan semen nasional sebagai upaya meningkatkan produksi.
Hidayat bahkan mengusulkan Semen Gresik Group sebagai produsen semen terbesar saat ini untuk mengembangkan usahanya di luar negeri. Menurutnya, pemerintah tidak bisa mengatur operasional perusahaan tersebut lantaran sudah menjadi perusahaan terbuka.
Namun, lantaran statusnya sebagai BUMN maka kemungkinan besar, dia bilang hanya perlu berkoordinasi dengan Kementerian BUMN. "Secara prinsip mereka bebas," tegasnya, Jumat (8/7).
Dukungan Hidayat ini menyusul produsen semen terbesar asal China Anhui Conch Cement Company Ltd. membangun empat pabrik senilai US$1 miliar di Indonesia. Masuknya perusahaan itu disebutkannya dapat meningkatkan daya saing perusahaan semen nasional dalam meningkatkan kapasitas produksi dan kualitasnya.
Catatan saja, Indonesia saat ini memiliki sembilan produsen semen nasional yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Kesembilan perusahaan itu berkapasitas produksi sebesar 52 juta ton.
Jumlah tersebut masih dapat memenuhi kebutuhan nasional yang diperkirakan sebesar 40,7 juta ton pada 2010. Namun, pasokannya di lapangan ternyata baru sebesar 37,8 juta ton.
Belum lagi ditambah adanya pertumbuhan kebutuhan semen diproyeksikan sebesar 7%-10% per tahun maka diperkirakan kebutuhan semen pada 2015 bakal mencapai 55 juta ton.
Semen Gresik Group yang memegang 45% pangsa pasar nasional sudah memikirkan rencana ekspansi. Holding tiga perusahaan, Semen Gresik, Semen Padang, dan Semen Tonasa itupun mengagendakan pengembangan usaha di luar negeri dan dalam negeri dalam lima tahun ke depan.
Ekspansi itu dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan suplai yang diperkirakan bakal terjadi pada 2013-2014 apabila tidak ada satupun investasi kapasitas baru. Bahkan, Semen Gresik Group berambisi menjadi pemimpin pasar semen di kawasan Asia Tenggara yang hingga kini masih dipegang Siam Cement Group.
Untuk menggolkan rencana tersebut, Direktur Utama Semen Gresik Group Soejipto mengatakan akan membangun unit produksi di Vietnam, Malaysia, atau Filipina. Jika terealisasi, grup industri itu akan memiliki kapasitas produksi terpasang mencapai 32 juta ton.
Sementara itu, untuk menjaga keberlangsungan pasokan pada 2015 dan seterusnya, kata dia, pemerintah sebagai penentu berbagai kebijakan harus dapat memberikan iklim investasi yang bagus bagi perusahaan semen eksisting dan pendatang baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News