kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri sigaret kretek tangan (SKT) dinilai bisa mengurangi pengangguran


Kamis, 01 Agustus 2019 / 17:40 WIB
Industri sigaret kretek tangan (SKT) dinilai bisa mengurangi pengangguran


Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto

Dalam periode 2013 hingga 2018 tersebut, 32.000 orang pekerja di sektor itu terpaksa kehilangan pekerjaan karena pabrik-pabrik tempat mereka bekerja tutup.

“Tren penurunan ini berimbas bukan hanya tenaga kerja di industri namun juga pada petani cengkeh,” ujar Djati.

Baca Juga: Airlangga: Industri hasil tembakau telah menopang perekonomian Indonesia

Anggota DPR RI Fraksi PKB Faisol Reza menekankan, perlunya insentif untuk industri padat karya agar dapat berkembang.

Menurut dia, insentif pada industri padat karya diperlukan untuk melindungi ketenagakerjaan. ”Padat karya secara filosofis merupakan jaminan sosial di masyarakat,” tutur Riza.

Kementerian Perindustrian mencatat total tenaga kerja yang diserap oleh sektor industri rokok sebanyak 5,9 juta orang yang terdiri dari 4,28 juta pekerja di sektor manufaktur dan distribusi.

Baca Juga: HMSP masih bisa terdongkrak daya beli masyarakat

Sementara itu, 1,7 juta pekerja berada di sektor perkebunan. Selain dari aspek tenaga kerja, industri rokok telah meningkatkan nilai tambah bahan baku lokal dari hasil perkebunan seperti tembakau dan cengkeh.

Pada tahun 2011 Kementerian Perindustrian juga mencatat ada 2.540 pelaku industri yang memesan cukai produk tembakau. Pada 2017, pemesannya tersisa 487 saja alias berkurang lebih dari 2.000 pelaku industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×