kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Ini faktor yang bikin hunian berkonsep TOD diburu konsumen


Senin, 23 Agustus 2021 / 19:38 WIB
Ini faktor yang bikin hunian berkonsep TOD diburu konsumen
ILUSTRASI. Tower Sapphire Cisauk Point yang dikembangkan Adhi Commuter Properti di kawasan Transit Oriented Development (TOD) Stasiun Cisauk,


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hunian bertema Transit Oriented Development (TOD) diproyeksikan akan menarik minat konsumen di kota besar seperti Jakarta dan kawasan penyangganya seperti Bekasi, Bogor, Depok, serta Tangerang. Hal ini seiring konsep hunian yang berada di kawasan transportasi publik, ditambah adanya insentif dari pemerintah.

Head of Advisory Services of Colliers International Indonesia Monica Koesnovagril menyebutkan, saat ini pemerintah tengah gencar mendukung proyek kepemilikan hunian melalui pemberian sejumlah insentif dan fasilitas pendanaan.

Termasuk untuk proyek-proyek hunian berbasis TOD hasil sinergi berbagai BUMN. Sejumlah insentif tersebut diperkirakan akan menambah tingkat keterjangkauan hunian berbasis TOD oleh konsumen.

Monica menjelaskan, jika dijalankan dengan baik, TOD akan menjadi sebuah konsep hunian yang ideal bagi masyarakat.

Baca Juga: Minat Masyarakat Bakal Terus Meningkat, Pengembang Berlomba Kembangkan Hunian TOD

TOD merupakan hunian terintegrasi dengan sarana transportasi publik di tengah atau dekat dengan pusat kota sehingga bisa membantu masyarakat memangkas waktu perjalanan yang biasanya menjadi persoalan. “Perjalanan menjadi lebih dekat, apalagi kalau misalnya TOD-nya ini LRT,” ungkap Monica dalam keterangannya, Senin (23/8).

Belum lama ini, pemerintah memperpanjang jangka waktu pemberian insentif PPN yang ditanggung negara untuk penyerahan rumah tapak atau satuan rumah susun bagi rumah komersial dengan harga di bawah Rp 2 miliar per unit di pasar perdana.

Per Maret lalu, Bank Indonesia (BI) juga melakukan pelonggaran rasio Loan to Value (LTV) untuk mendorong sektor properti bangkit dari pandemi. Di luar itu, lembaga pembiayaan juga memberikan sejumlah keringanan.

Analis Samuel Sekuritas, Olivia Laura, menambahkan keberadaan insentif menjadi motor penggerak penjualan properti tahun ini. Hal ini terefleksikan dari penjualan marketing seluruh emiten properti yang mencapai lebih dari 50% pada semester I 2021.

“Pertumbuhan tinggi karena basis tahun 2020 rendah. Kalau dibandingkan dengan sebelum pandemi di 2019, pertumbuhan di semester I 2021 juga cukup signifikan untuk beberapa emiten,” kata Olivia.




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×