kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini hambatan bisnis body kit menembus pasar ekspor


Minggu, 29 September 2019 / 14:02 WIB
Ini hambatan bisnis body kit menembus pasar ekspor
ILUSTRASI. Lamborghini Jakarta Showcase


Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru diluncurkan Sabtu, (28/9) dalam pameran Indonesia Modification Expo 2019, body kit Lamborghini Aventador sudah dipesan melalui distributornya di AS dan Kanada.

"Kita diorder dua set," terang Kiki Anugraha, Founder Karma ketika ditemui Kontan.co.id dalam acara Indonesia Modification Expo 2019, di Balai Kartini, Sabtu (28/9).   
Asal tahu saja, pada IMX 2018, Karma juga meluncurkan body kit Toyota FT 86.

Total penjualan hingga saat ini mencapai 12 unit, tujuh diantaranya diekspor, sementara lima lainnya untuk pasar dalam negeri. 

Sejauh ini permintaan dari pasar luar negeri lebih besar dibandingkan pasar lokal. Kiki menilai, salah satu faktornya adanya anggapan bahwa produk modifikasi impor lebih baik dibandingkan dengan produk lokal.

Baca Juga: IMX 2019 berharap mencatatkan penjualan after market hingga Rp 3 miliar

Sementara itu, Karma kesulitan untuk menembus pasar ekspor , karena biaya pengapalan yang tinggi. Setidaknya biaya shiping bisa mencapai 70% dari harga. Ia mencontohkan body kit Toyota FT 86 dipatok di harga US$ 3.000, sementara biaya pengapalan dan pajaknya sekitar US$ 2.100.

Asal tahu saja, untuk body kit Lamborghini Aventador yang menyasar kelas premium dengan tingkat kerumitan tinggi, dipatok dengan harga US$ 25.000.

Permintaan body kit dari luar negeri sesungguhnya bisa terpenuhi lebih maksimal. Sebabnya, kapasitas maksimal produksi Karma bisa mencapai empat unit per bulannya. Adapun pengerjaannya body kit dilalukan di tempat workshop-nya di Bandung. 

Baca Juga: Industri modifikasi didominasi permintaan ekspor

Karma berupaya untuk meyakinkan pasar lokal dengan terus mempertahankan material dan finishing yang tidak kalah dengan produk luar. Demi menjaga kualitasnya, Karma menggunakan material Fiberglass Reinforced Plastics (FRT) dengan grade A+.

Ia berharap melalui ajang pameran seperti IMS 2019, bisa mengenalkan kepada pasar lokal bahwa produksi industri modifikasi dalam negeri tidak kalah berkualitas dengan produk-produk impor. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×