kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri modifikasi didominasi permintaan ekspor


Minggu, 29 September 2019 / 13:40 WIB
Industri modifikasi didominasi permintaan ekspor
ILUSTRASI. Suasana kontes modifikasi mobil Honda Jazz Tuning Contest


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri modifikasi di Indonesia tengah menggeliat. Ketua National Modificator & Aftermarket Association (NMAA) Andre Mulyadi bilang, ekosistem industri modifikasi yang mulai terbangun menjadi salah satu faktor pendorongnya. 

"Industri ini bukan sekedar hobi, tetapi kami semua dalam proses untuk bisa menyemarakkan industri otomotif di Indonesia," terang Andre dalam acara Indonesia Modification Expo (IMX) 2019, di Balai Kartini, Sabtu (28/9). 

Baca Juga: Perlambatan industri otomotif diyakini tidak hambat industri modifikasi

Andre menjelaskan, keinginan untuk menggerakkan industri modifikasi diwujudkan dalam gelaran IMX 2019. Pameran industri modifikasi itu mempertemukan tiga pilar dalam industri otomotif yakni Agen Pemegang Merek (APM) kendaraan, aftermarket, serta modifikator dan komunitasnya. 

Ini menjadi pertanda baik bagi industri modifikasi. Sebab, selama ini pelaku industri modifikasi merasa produknya justru lebih banyak diserap oleh pasar luar negeri dibandingkan pasar dalam negeri. Salah satunya produk body kit yang diproduksi oleh produsen body kit lokal, Karma. 

Pada IMX tahun 2018, Karma meluncurkan body kit Toyota FT 86. Hingga saat ini, Karma berhasil menjual 12 body kit. Adapun dari  jumlah tersebut, tujuh di antaranya dipesan dari pasar Amerika Serikat, sementara lima permintaan lainnya dari pasar lokal. 

Kiki Anugraha, pendiri Karma, bilang permintaan dari konsumen sebenarnya bisa mencapai 30 per hari. Sebagian besar tidak terealisiasi karena biaya pengapalan yang mahal. Apalagi permintaan lebih banyak datang dari luar negeri. 

"Misal biaya body kit untuk FT 86, kita kan jual US$ 3000, sementara shipping sama tax bisa sampai US$ 2.100," ungkapnya ketika ditemui Kontan.co.id di IMX 2019, Sabtu (28/9). 

Baca Juga: Peserta pameran Indonesia Modification Expo 2019 meningkat 30%

Di sisi lain, produsen lokal Karma merasa kesulitan menjual body kit di dalam negeri lantaran pasar Indonesia beranggapan produk modifikasi impor masih lebih baik dibandingkan produk lokal. Menghadapi hal ini, Karma berusaha untuk terus mempertahankan kualitas material dengan finishing yang setara dengan pasar luar negeri. 

Andre tidak memungkiri hal tersebut, ia merasa pasar dalam  negeri masih perlu edukasi bahwa produk-produk dari modifikator lokal tidak kalah kualitasnya dengan produk impor. Lesunya permintaan dari pasar dalam negeri membuat 85% dari produk industri modifikasi lokal justru diserap pasar ekspor. 

Oleh karenanya, sebelum penyelenggaraan IMX, pihaknya kerap mengadakan edukasi agar modifikator maupun pasar menghargai karya dalam negeri. NMAA juga berupaya memperkuat industri modifikasi lokal, dengan mengusahakan produk-produk yang diimpor belum diproduksi di Indonesia. 

Baca Juga: Tak bayar bea cukai, 169 unit mobil Subaru bakal dilelang mulai Rp 61 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×