Reporter: Dina Farisah | Editor: Yudho Winarto
Peningkatan tajam aset lancar ini terutama ditopang jumlah kas dan setara kas perusahaan melonjak 703% atau sebesar Rp 426,7 miliar setelah aksi korporasi lewat Right issue yang dilakukan perusahaan pada September lalu.
Lalu utang bank merekam naik 100% atau Rp 250 miliar akibat meningkatnya kebutuhan modal kerja serta utang usaha naik 38% atau Rp 127 miliar karena kegiatan operasional naik.
Di samping itu, ACST juga mencatat kenaikan tagihan bruto kepada pemberi kerja sebesar 27% atau Rp 187 miliar karena kenaikan progress fisik dari beberapa kontrak proyek yang diperoleh pada 2015 dan 2016 dan kenaikan akun proyek dalam pelaksanaan Rp 116 miliar seiring dengan meningkatnya kegiatan operasional proyek jasa konstruksi.
Hingga akhir Oktober ini, ACST telah mengantongi kontrak baru Rp 2,49 triliun atau 71% dari target yang dipatok tahun ini Rp 3,5 triliun. Proyek uang didapat antara lain Millenium Centtenial Centerm Grand Mansion Borobudur, Kino Office Tower, Pesona Depok Square dan Sedayu City.
Acset Indonusa optimis target yang telah mereka pasang bisa dicapai tahun ini karena saat ini sedang mengincar banyak proyek. "Tidak ada perubahan target, kami masih optimistis Rp 3,5 triliun dapat tercapai sampai akhir tahun," Tandas Maria.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News