Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
Kondisi yang sama juga dijumpai dalam bisnis perseroan. Menurut penjelasan Swasti, mayoritas kontrak pengapalan yang dimiliki oleh perseroan dilakukan melalui skema free on board (FOB).
Baca Juga: Hore, India bakal impor 1,1 juta ton olahan CPO dari Indonesia
Dengan demikian, segala pengurusan pengapalan dan penjaminan asuransi berada di tangan pembeli. Pun untuk kontrak selama setahun ke depan, sebagian besar kontrak perseroan masih dilakukan dengan skema FOB.
“Kami berharap kontrak yang telah dibuat sebelumnya tetap dihormati sehingga tidak melanggar ketentuan internasional tentang perdagangan komoditas lintas negara,” kata Swasti ketika dihubungi Kontan.co.id (21/02).
Asal tahu saja, sebanyak 60%-70% penjualan CPO perseroan memang dipasarkan ke pasar ekspor dengan menyasar India, Pakistan, Bangladesh, dan China. Menurut catatan Kontan.co.id (20/01), tahun ini emiten berkode saham SSMS tersebut menargetkan pertumbuhan produksi CPO sebesar 20%-25% dibanding tahun lalu.
Adapun target produksi CPO di tahun 2019 sekitar 457.000 ton, dengan target tersebut SSMS diperkirakan bakal memproduksi hingga 572.000 ton di tahun 2020 ini. Seiring dengan hal tersebut, penjualan CPO tahun ini ditargetkan bisa tumbuh sekitar 15%-20% dibanding tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News