kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini keunggulan bahan bakar 100% sawit dibandingkan minyak solar


Minggu, 19 Juli 2020 / 08:11 WIB
Ini keunggulan bahan bakar 100% sawit dibandingkan minyak solar
ILUSTRASI. Menperin Agus GK dan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjajal ruas jalan Kota Dumai. Setiba di Bandara Pinang Kampai Dumai, rombongan menuju Kilang Minyak Pertamina RU II Dumai.


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Dumai. PT Pertamina berhasil membuat bahan bakar 100% nabati / D-100 buatan.  Hasil uji coba bahan bakar 100% nabati / D-100 ini juga memuaskan dan menunjukkan sejumlah keunggulan dibandingkan bahan bakar minyak.

Dalam keterangan tertulis Pertamina, D-100 yang diproduksi Pertamina memiliki spesifikasi Cetane Number yang sangat tinggi, yaitu hingga 79 sehingga diyakini dapat menghasilkan performa kendaraan yang lebih baik sebagai campuran bahan bakar. 

Baca juga: Sukses bikin Bahan Bakar 100% Sawit, Pertamina siapkan produk untuk mobil balap F2

Hal ini pun dibuktikan dengan hasil uji performa (road test) yang menunjukkan penggunaan D-100 dalam campuran bahan bakar kendaraan dapat meningkatkan performa kendaraan dan mengurangi emisi gas buang. 

Deputy CEO PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Budi Santoso Syarif menjelaskan, dalam uji performa tersebut,  bahan bakar yang digunakan adalah campuran D-100 sebanyak 20%, Dexlite sebanyak 50% dan FAME sebanyak 30%.

“Menurut hasil uji lab kami, terukur bahwa angka Cetane Number bahan bakar campuran D-100 pada Dexlite dan FAME yang digunakan tersebut mencapai angka minimal 60 atau lebih tinggi dari bahan bakar diesel yang ada saat ini. Demikian juga hasil uji emisi kendaraan menunjukkan Opacity (kepekatan asap gas buang) turun menjadi 1,7% dari sebelumnya 2,6% saat tidak dicampur dengan D-100,” ujarnya.

Uji Performa ini dilakukan pada 14 Juli 2020 sepanjang 200 km menggunakan kendaraan jenis MPV berbahan bakar diesel keluaran 2017. Selain hasil uji kuantitatif yang bagus, pengguna kendaraan pun tetap merasa nyaman selama menggunakan kendaraannya.

Diantaranya, tidak ada excessive noise selama berkendara, tarikan mesin lebih bertenaga dan asap buang knalpot tetap bersih meski pada RPM tinggi. Dengan performa yang lebih baik tersebut, akan lebih hemat dari sisi penggunaan BBM maupun perawatan mesin. 

Budi menambahkan, hasil Uji Performa yang bagus ini juga membuktikan bahwa D-100 yang diproduksi Perdana di Kilang Dumai Pertamina dapat menjawab kebutuhan green energy di Indonesia. Hal ini karena D-100 dibuat dari 100% bahan nabati turunan dari CPO atau kelapa sawit yang banyak terdapat di Indonesia. 

“Ini adalah yang pertama di Indonesia dan hanya sedikit perusahaan yang dapat melakukannya. Kami membuktikan bahwa Pertamina berhasil melakukannya di Kilang Dumai, dengan dibantu oleh Katalis Merah Putih yang merupakan kerjasama Research & Technology Center Pertamina dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Suatu kebanggaan bagi kami dapat menciptakan solusi untuk Indonesia,” tambah Budi.

Baca juga: Benarkah Palestina dihapus dari Google Maps?

Bahan bakar nabati merupakan salah satu program unggulan Presiden Jokowi. Mulai tahun 2015, pemerintah sudah menggalakkan penggunaan biodiesel, yakni campuran bahan bakar nabati dengan bahan bakar minyak.

Tahun 2015, berlaku penerapan biodiesel 15% atau B15 yang menggunakan campuran bahan bakar nabati sebesar 15%. Lalu tahun 2016 digunakan B20. Sedangkan tahun ini sudah berlaku B30. Presiden Jokowi menargetkan Indonesia bisa menghasilkan B100% agar bisa mengurangi impor minyak dan mengoptimalkan industri kelapa sawit domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×