kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.781.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.565   165,00   0,99%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Kementerian ESDM terus dorong pengembangan green fuel di Indonesia


Sabtu, 18 Juli 2020 / 19:25 WIB
Kementerian ESDM terus dorong pengembangan green fuel di Indonesia
ILUSTRASI. Power-generating windmill turbines are pictured in Suzlon wind farm at Sanodar village, 160 km (99 miles) west of the western Indian city of Ahmedabad, September 8, 2009. India hopes to set up by December next year energy efficiency targets for more than


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong pengembangan bahan bakar ramah lingkungan guna mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang tinggi.

Selain mengimplementasikan penggunaan bahan bakar yang berasal dari campuran solar dan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebanyak 30%, pemerintah juga mendorong pengembangan green fuel berbasis sawit.

Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan, saat ini pemerintah terus mendorong pemanfaatan bahan bakar nabati.

Baca Juga: PT PJB akselerasi pemanfaatan EBT melalui Co-Firing biomassa

Ia menyebut, saat ini sedang dilakukan uji coba untuk B40 dan pengembangan green fuel yang nantinya diharapkan dapat menghasilkan sejumlah bahan bakar seperti Green Diesel (D100), Green Gasoline (G100), dan Green Jet Avtur (J100) yang berbasis Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit.

Pemerintah tengah menggandeng PT Pertamina (Persero) untuk melakukan pengembangan green fuel di kilang-kilang Pertamina yang berada di sentra produksi sawit, baik secara co-processing di kilang-kilang yang ada maupun ke depannya dengan pembangunan kilang baru yang didedikasikan untuk green fuel.

“Produk green fuel ini mempunyai karakterisitik yang mirip dengan bahan bakar yang berbasis fosil, bahkan untuk beberapa parameter kualitasnya jauh lebih baik dari bahan bakar berbasis fosil fuel," kata Feby dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM, Sabtu (18/7).

Baca Juga: Menkeu minta Dirut BPDPKS anyar percepat program peremajaan sawit

Lebih lanjut, green diesel atau Diesel Biohydrokarbon memiliki keunggulan dibanding diesel yang berbasis fosil maupun biodiesel berbasis FAME. Di  antaranya adalah cetane number yang relatif lebih tinggi, kadar sulfur yang lebih rendah, oxidation stability-nya juga lebih baik, serta warna yang lebih jernih.

Co-processing merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memproduksi green fuel melalui proses pengolahan bahan baku minyak nabati dengan minyak bumi secara bersamaan.



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×