kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Ini penyebab harga gabah di bawah HPP


Senin, 27 April 2015 / 17:26 WIB
Ini penyebab harga gabah di bawah HPP
ILUSTRASI. Ketahui 4 Manfaat Eye Mask untuk Kulit Area Mata, Cegah Penuaan!


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kementeraian Pertanian (Kemtan) mengumumkan harga gabah di sejumlah wilayah di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Padahal sudah menjadi tugas Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menyerap gabah pada musim panen agar harga tidak jatuh di tingkat petani. Namun, Bulog tidak sembarang membeli gabah dan beras dari petani kendati Bulog mengklaim selalu siap menyerap gabah petani sesuai dengan HPP.

Salah satu penyebabnya adalah Bulog hanya menyerap gabah dengan maksimal kadar air tidak lebih dari 25%. Dengan begitu, tidak semua gabah petani dapat diserap Bulog, apalagi bila kualitasnya rendah dengan kadar air di atas 30% dan 35%.

Sekretaris Perusahaan Bulog Djoni Nur Ashari mengatakan pembelian gabah petani di bawah HPP yakni Rp 3.700 per kilogram (kg) terjadi karena kualitas gabah yang rendah dan kadar air yang tinggi. "Setelah kita cek, kondisi gabah itu, ada yang kadar airnya sangat tinggi di atas 25%, seperti 30% dan 35%," ujar Djoni kepada KONTAN, Senin (27/4).

Menurut Djoni, dalam melakukan pembelian beras, Bulog telah memiliki tim yang langsung terjun di lapangan. Mereka antara lain mitra kerja unit pengolahan gabah dan beras, dan juga Satuan Tugas (satgas) Bulog.

Ia bilang, sangat mungkin terjadi ada beras dan gabah dijual di bawah HPP karena tidak dibeli oleh Bulog sebab gabah tersebut dipanen sebelum matang. Misalnya batang padi sudah terendam air sehingga dipanen lebih awal dan berakibat kualitasnya turun. Beras atau gabah jenis tersebut tidak akan dibeli Bulog.

Untuk meningkatkan penyerapan beras, Djoni bilang, Bulog menggunakan strategi pembayaran cepat kepada petani. Bila kualitas gabah dan beras yang dibeli telah terpenuhi, maka begitu masuk gudang, gabah dan beras milik petani sudah dibayarkan. Dengan pembayaran cepat ini, Bulog optimis dapat meningkatkan penyerapan tahun ini.

Sepanjang 2015 ini, Bulog menargetkan bisa menyerap beras dan gabah sebanyak 2,7 juta ton. Dengan jumlah tersebut, Bulog dapat melakukan operasi pasar bila terjadi kenaikan harga dan menstabilkan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×