Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) memperbaiki posisi bottom line dengan kembali meraih laba bersih. Emiten baja plat merah ini berbalik mencetak laba bersih senilai US$ 22,17 juta hingga kuartal III-2025.
Pada periode yang sama tahun lalu, KRAS menanggung rugi bersih senilai US$ 185,22 juta. Hanya saja, perlu dicatat bahwa pembalikan rugi menjadi laba ini terutama disebabkan oleh penyelesaian sebagian utang restrukturisasi KRAS secara lebih cepat.
Dampak dari aksi tersebut, KRAS mencatatkan laba atas penyelesaian kewajiban dipercepat dengan keringanan atas utang restrukturisasi senilai US$ 156,74 juta. Secara operasional dan bisnis, KRAS mampu mendongkrak pendapatan usaha sebanyak 7,38% secara tahunan atau year on year (yoy) dari US$ 657,52 juta menjadi US$ 706,08 juta.
Baca Juga: Harga Patokan Ekspor (HPE) Konsentrat Tembaga Naik 15,10% pada Awal November 2025
Namun, beban pokok pendapatan KRAS melejit 10,06% (yoy) menjadi US$ 652,96 juta. Hasil ini memangkas laba bruto KRAS sebanyak 17,37% (yoy) dari US$ 64,28 juta menjadi US$ 53,11 juta. Hingga kuartal III-2025, rugi operasi KRAS pun membengkak 67,92% (yoy) dari US$ 22,54 juta menjadi US$ 37,85 juta.
Direktur Utama Krakatau Steel, Akbar Djohan menyoroti posisi keuangan KRAS yang kembali membukukan laba bersih menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan periode sebelumnya. "Langkah strategis serta dukungan dari stakeholder ini menjadi tonggak penting dalam proses pemulihan dan transformasi bisnis Krakatau Steel," ujar Akbar kepada Kontan.co.id, Selasa (4/11/2025).
Akbar membeberkan pertumbuhan pendapatan KRAS didorong oleh penguatan fundamental bisnis dan struktur keuangan. KRAS menerapkan optimalisasi pada sumber daya dan produksi, serta melakukan evaluasi dan optimalisasi terhadap seluruh lini bisnis hingga anak usaha.
Baca Juga: Kementerian ESDM Beri Update Penangguhan 190 Izin Tambang
Langkah ini termasuk upaya meningkatkan efisiensi operasional di seluruh rantai pasok dari hulu ke hilir, serta memfokuskan sumber daya pada segmen-segmen bisnis yang memiliki prospek pertumbuhan dan kontribusi margin yang tinggi. "Krakatau Steel juga telah dan terus menjajaki serta menjalankan berbagai inisiatif untuk meningkatkan kesehatan neraca," imbuh Akbar.
Restrukturisasi utang menjadi salah satu upaya dalam melakukan negosiasi ulang terhadap sejumlah fasilitas kredit dengan para kreditur. Upaya ini dilakukan untuk memperoleh pelunasan yang lebih ringan, memperpanjang jangka waktu jatuh tempo, dan menurunkan beban biaya bunga.
Sebelumnya, KRAS juga mengusulkan permohonan dukungan dana dari Danantara sebesar US$ 500 juta. Dalam jangka pendek usulan ini akan dipenuhi dalam bentuk Pinjaman Pemegang Saham (shareholder loan) senilai US$ 250 juta. Namun, Akbar belum membeberkan progres terbaru dari usulan KRAS tersebut.
Strategi dan Prospek Bisnis
Secara bisnis, Akbar optimistis pendapatan KRAS pada tahun ini berpotensi meningkat. Keyakinan itu sejalan dengan perbaikan kinerja operasional dan penguatan kemitraan strategis melalui skema Long Term Supply Agreement (LTSA) bersama konsumen utama.
Pasar domestik masih menjadi tulang punggung dengan kontribusi mencapai sekitar 98,5% terhadap total penjualan KRAS. Hingga kuartal III-2025, penjualan ke pasar domestik mencapai 728.552 ton.
"Penjualan masih didominasi oleh pasar dalam negeri, yang tetap menjadi fokus utama Perseroan seiring dengan upaya memperkuat posisi di sektor hilir industri baja nasional," ujar Akbar.
Meski begitu, KRAS tengah memacu penjualan ke pasar ekspor. Sampai dengan kuartal III-2025, total penjualan ekspor KRAS tercatat sebesar 11.176 ton atau masih sekitar 1,5% terhadap total penjualan.
"Meskipun porsinya relatif kecil, penjualan ekspor pada periode tersebut menunjukkan tren peningkatan yang positif, seiring langkah ekspansi pasar global yang terus digenjot Perseroan," imbuh Akbar.
Baca Juga: Hadapi Era AI, Menteri Ketenagakerjaan Tekankan Transformasi Pengelolaan SDM
Adapun, ekspansi pasar ekspor KRAS saat ini difokuskan pada perluasan jangkauan ke pasar-pasar strategis. Terutama Eropa, Amerika Serikat, hingga negara-negara anggota BRICS.
KRAS pun menargetkan volume penjualan bisa melonjak sekitar 138,2% secara tahunan (yoy). Akbar menegaskan, KRAS optimistis memandang prospek bisnis industri baja pada sisa tahun ini, yang didukung oleh permintaan domestik yang diperkirakan tumbuh sekitar 5,5%.
"Pembangunan infrastruktur dan perkembangan sektor industri memberikan peluang besar bagi produk baja Krakatau Steel. Secara statistik, kebutuhan baja di Indonesia terus meningkat," ujar Akbar yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA).
Meski ada prospek yang lebih baik, tapi Akbar menyoroti industri baja nasional masih menghadapi tekanan dari produk impor. Guna menjaga tren positif dan kelangsungan usaha, KRAS pun mengusung tiga inisiatif strategis dalam program perbaikan kinerja.
Pertama, membangun bisnis core steel yang sustainable dengan melakukan penguatan pada fasilitas produksi Hot Strip Mill (HSM) dan Cold Rolling Mill (CRM), hingga efisiensi biaya menyeluruh untuk meningkatkan daya saing. Kedua, melakukan pengembangan bisnis infrastruktur dan downstream, di antaranya pengembangan kawasan industri dan fasilitas penunjang hingga optimalisasi hilirisasi produk baja.
Ketiga, restrukturisasi utang perusahaan. Dalam upaya menjaga likuiditas, KRAS tetap menerapkan kebijakan belanja modal atau capital expenditure (capex) secara selektif, sebagai bagian dari strategi restrukturisasi keuangan dan efisiensi operasional.
Fokus utama diarahkan pada penguatan infrastruktur produksi dan peningkatan kinerja pabrik HSM 1 yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan penjualan. Hingga triwulan III-2025, realisasi capex KRAS baru mencapai 16,6% dari total anggaran, dengan fokus utama pada optimalisasi pabrik HSM.
Namun, Akbar tidak membeberkan nilai capex KRAS. Dia hanya memberikan gambaran bahwa seluruh kebutuhan pendanaan capex hingga saat ini masih bersumber dari dana internal.
Memasuki penghujung tahun 2025, Akbar meyakini kinerja KRAS akan lanjut membaik dengan ditopang peningkatan utilisasi pabrik, perluasan pasar ekspor, serta berbagai langkah efisiensi biaya dan percepatan restrukturisasi keuangan. "Melalui strategi tersebut, diharapkan kinerja keuangan dapat tumbuh positif hingga akhir tahun," tandas Akbar.
Selanjutnya: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Capai 5,04%, Ekonom Sebut Ditopang Konsumsi
Menarik Dibaca: Skin Rash Cream GENTLY Baby Terbukti Efektif Lindungi Si Kecil dari Ruam Popok
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













