kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi Eagle High (BWPT) di tengah penurunan harga sawit dan tekanan Eropa


Jumat, 26 Juli 2019 / 18:54 WIB
Ini strategi Eagle High (BWPT) di tengah penurunan harga sawit dan tekanan Eropa


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Di tengah penurunan harga minyak kelap sawit, perusahaan kelapa sawit PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) memilih fokus meningkatkan produksi dan efisiensi. Hal ini juga dilakukan untuk meminimalkan efek antisipasi kampanye negatif sawit dari Uni Eropa.

Direktur Eagle High Plantations, Gelora Sinurayam menjelaskan perusahaan hanya akan fokus mengelola lahan sawit yang dimiliki. Saat ini luas lahan yang dimiliki sekitar 140.000 hektar (ha) yang tersebar di Sumatra, Kalimantan dan Papua.

Baca Juga: Eagle High Plantations (BWPT) targetkan produksi CPO di paruh kedua lebih kencang

"Kami fokus di tanaman yang sudah ada. Usia tanaman kami masih tergolong muda jadi produktivitas masih terjaga," kata Gelora saat paparan publik, Jumat (26/7).

Menurutnya perusahaan belum akan memikirkan ekspansi lahan baru. Sebab pemerintah memberlakukan moratorium untuk ijin pembukaan lahan sawit baru.

Direktur BWPT Henderi Djunaidi meyakini, rerata produksi Tandan buah segar (TBS) bisa mencapai 200.000 ton. Naik dari rata-rata tahun lalu yang sekitar 119.000 ton.

Baca Juga: Setelah Papua, Eagle High Plantations Tbk (BWPT) bangun pabrik baru di Kalimantan

Sumber produksi sawit tersebut berasal dari lahan yang dimiliki oleh BWPT yakni sekitar 120.000 hektare. "Tapi itu semua tergantung kondisi cuaca mendukung karena cuaca di luar kontrol kami. Hanya Tuhan yang tahu," kata Henderi.

Menurutnya pola penurunan harga CPO hanya bersifat sementara. Hal ini karena sawit masuk industri komoditas yang wajar mengalami fluktuasi harga. Tetapi bila ditarik jangka panjang bisnis sawit diyakini masih positif dalam jangka panjang. "Kami tidak tertarik masuk ke bisnis lain karena dalam jangka panjang pasti bisa positif," tambahnya.

Baca Juga: Kerugian Eagle High Plantations (BWPT) membengkak 232% jadi Rp 254 miliar

Lebih lanjut, Henderi menjelaskan rencana implementasi aturan B20 menjadi B30 akan meningkatkan harga CPO dan menyerap konsumsi dalam negeri. "Makanya, kami ada rencana membangun dua pabrik di Kalimantan Timur. Sekarang sedang mengurus perizinan," jelasnya.

Hingga triwulan pertama, BWPT memproduksi tandan buah segar (TBS) 359.966 ton, CPO 74.718 ton dan Kernel sebanyak 11.431 ton. Capaian produksi ini masing-masing meningkat 40%, 33%, dan 25% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×