kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini tanggapan GIMNI soal minyak goreng curah masih dapat beredar hingga tahun depan


Selasa, 14 April 2020 / 16:30 WIB
Ini tanggapan GIMNI soal minyak goreng curah masih dapat beredar hingga tahun depan
ILUSTRASI. Pedagang menata minyak curah dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Diundurnya peredaran minyak goreng curah hingga tahun 2021 ke depan menjadi upaya penyelarasan aturan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Selain itu lemahnya daya beli masyarakat di tengah pandemi ini menyebabkan minyak goreng curah akan lebih banyak dikonsumsi karena harganya murah.

Menurut Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) perpanjangan ini menyebabkan produsen melakukan beberapa penyesuaian. "Yang baru saja memasang mesin produksi pengemasan maka akan menghitung kembali, dan lebih memilih menjual curah," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (14/4).

Baca Juga: Permendag 36 tahun 2020 masih izinkan minyak goreng curah beredar hingga 2021

Industri memaklumi perpanjangan izin ini karena impact pandemi bakal dirasakan kelas ekonomi bawah yang akan mencari alternatif konsumsi yang murah. Saat ini porsi penjualan minyak goreng curah diproyeksikan sekitar 61% dari total konsumsi minyak goreng nasional.

Sedangkan minyak goreng kemasan hanya berkisar 39% saja. "Curah banyak diserap ritel tradisional, yang mana penjualan minyak goreng 62%-63% nya diisi oleh toko kelontong, pasar dan warung-warung di segmen tersebut," urai Sahat.

Dari segi margin keuntungan, penjualan minyak goreng curah jauh lebih rendah ketimbang jenis kemasan. Namun disituasi pandemi ini, penjualan produk kemasan dirasakan lebih lama ketimbang dengan penjualan minyak goreng curah, untuk itu produsen cenderung mengutamakan produk yang diserap cepat oleh pasar agar dapat mengantisipasi cashflow yang kembang kempis.

Meski penjualan curah laku, dari segi volume penjualan terjadi penurunan yang cukup signifikan. Sahat mengatakan, jika di awal tahun ini yakni bulan Januari-Maret rata-rata penjualan minyak goreng curah per bulannya mencapai 295 ribu ton, maka bulan April turun menjadi 270 ribu ton saja.

Baca Juga: Bahan pokok aman, Mendag ingatkan tak lakukan panic buying



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×