Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut, terdapat tiga isu yang tengah berkembang di dunia yang akan sangat mempengaruhi daya saing kawasan industri di Indonesia.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, isu pertama adalah isu terkait green industry yang menuntut industri untuk melakukan konsep industri yang ramah lingkungan melalui pembangunan Eco Industrial Park.
“Konsep ini merupakan bentuk pengembangan kawasan industri generasi ketiga yang dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai guna menciptakan kawasan yang terpadu dengan tujuan mewujudkan efisiensi energi, efisiensi pengelolaan sumber daya air, optimalisasi pengelolaan aliran bahan dan buangan ke lingkungan, dan integrasi aspek sosial, ekonomi, serta kualitas lingkungan,” kata Agus, saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (27/1).
Kedua, isu terkait smart industry, di mana industri dituntut untuk dapat memanfaatkan teknologi sesuai era revolusi industri 4.0. “Kawasan industri didorong untuk membangun infrastruktur digital, serta mentransformasi digital pengelolaan kawasan industri sehingga dapat mempermudah komunikasi dan pemberian layanan kepada tenant,” lanjutnya.
Baca Juga: Bakal Genjot Investasi, Kemenperin: Jumlah dan Luas Lahan Kawasan Industri Meningkat
Lalu terakhir, adalah isu terkait pengembangan kawasan industri halal. Saat ini, sudah ada tiga kawasan industri halal, yaitu Modern Cikande Industrial Estate, Bintan Inti Industrial Estate, dan Kawasan Industri Halal Safe & Lock, Sidoarjo, Jawa Timur.
“Apabila konsep kawasan tersebut dipadukan menjadi konsep pengembangan Smart Eco Industrial Park maka akan menjadi sebuah platform bagi kawasan industri di Indonesia, yang ditawarkan kepada kemitraan global dalam rangka memperkuat daya tawar kawasan industri nasional sebagai kekuatan yang menarik dalam global supply chain dan halal global network,” papar Agus.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, dengan Smart Eco Industrial Park yang menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan seperti pengurangan emisi karbon, ekonomi sirkular, industri hijau, dan industri halal akan turut menjembatani isu yang menjadi perhatian dalam G20.
“Demikian juga konsep ini akan akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari aktivitas industri di dalam kawasan industri yang meningkatkan daya saing dan nilai tambah,” tandasnya.
Minta Dukung P3DN
Agus turut menyampaikan bahwa saat ini pemerintah sedang menggiatkan kebijakan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN). Harapannya, kawasan industri nasional akan ikut serta mendukung kebijakan tersebut melalui pembangunan infrastruktur di dalam kawasan industri serta tenant di dalamnya untuk mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri.
Baca Juga: Luhut: Para Investor Jangan Segan Hubungi Saya Jika Kesulitan Melakukan Investasi
Hal lain yang ditekankan Agus adalah, perlunya kawasan industri nasional untuk melakukan kerja sama yang erat dengan pemerintah daerah untuk mengelola permasalahan-permasalahan lingkungan dan sosial yang timbul di sekitar kawasan industri, sehingga dapat menjadi lokasi berusaha yang kondusif, nyaman dan berdaya saing.
"Kami mengharapkan kerja sama perusahaan kawasan industri untuk mematuhi ketentuan perizinan berusaha dan standar kawasan industri, serta melakukan pelaporan data pembangunan operasional kawasan industri tiap semester melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas),” sebut dia.
Agus juga mengingatkan perusahaan kawasan industri untuk mempercepat pemberian vaksin ketiga (vaccine booster), serta selalu menjalankan protokol kesehatan di lingkungannya dengan 6M. “Dengan peran kita semua, mari bersama-sama mewujudkan Indonesia Tangguh, Industri Tumbuh,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News