kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Ini tiga usulan pembatasan ekspor karet


Kamis, 08 Januari 2015 / 19:07 WIB
Ini tiga usulan pembatasan ekspor karet
ILUSTRASI. Film bioskop Kutukan Peti Mati tayang perdana hari ini, Kamis (20/7).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) mengajukan pembatalan jumlah ekspor karet tahun ini kepada pemerintah. Gapkindo mempersiapkan tiga skenario pembatasan ekspor karet pada tahun 2015 ini.

Ketiga skenario tersebut tengah dibicarakan dengan pemerintah untuk melakukan hitung-hitungan berdasarkan kebutuhan dalam negeri.

Direktur Eksekutif Gapkindo Rusdan Dalimunthe menmenambahkan pada tahun 2015 produksi karet diproyeksikan sebesar 3,2 juta ton. Dari jumlah tersebut pengusaha karet mengajukan tiga skenario ekspor karet.

Pertama, ekspor karet 82% atau sebesar 2,6 juta ton. Kedua, ekspor 80% atau sebesar 2,56 juta ton dan ketiga ekspor 75% sebesar 2,4 juta ton. Sementara sisanya digunakan untuk diproduksi dalam negeri. "Ini masih ada pembicaraan lagi lintas kementerian," ujar Rusdan di Gedung Kementerian Perdagangan, Kamis (8/1).

Rusdan mengatakan, pihaknya memproyeksikan kebutuhan karet dalam negeri tahun 2015 sebesar 500.000 ton. Kebutuhan karet itu digunakan untuk konsumsi ban dan lainnya. Rusdah bilang, pengusaha karet masih menunggu data yang valid dari pemerintah terkait pembangunan infrastruktur dan kebutuhan karet yang digunakan dalam pembangunan tersebut.

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel telah mendengarkan tiga opsi tersebut dengan Gapkindo. Tapi sampai saat ini pemerintah belum memutuskan menyetujui salah satu dari ketiga opsi tersebut.

Ia mengatakan pemerintah masih mengkaji sejumlah opsi untuk meningkatkan penyerapan karet dalam negeri. "Kami masih melanjutkan pembicaraan, terutama juga dengan kementerian Pekerjaan Umum (UP)," ujar Rachmat.

Rachmat menambahkan, pemerintah mendukung wacana mencampur karet dengan aspal agar kualitas aspal di seluruh Indonesia semakin  baik. "Pemerintah masih melakukan hitung-hitungan soal ini," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×