kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.910   20,00   0,13%
  • IDX 7.197   56,12   0,79%
  • KOMPAS100 1.107   11,64   1,06%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   0,95   0,43%
  • IDX30 449   6,34   1,43%
  • IDXHIDIV20 540   5,67   1,06%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,44   0,32%
  • IDXQ30 149   1,61   1,09%

Inkindo Dorong Program Magang Mengatasi Kekurangan Tenaga Ahli Jasa Konsultan


Kamis, 20 Juni 2024 / 09:57 WIB
Inkindo Dorong Program Magang Mengatasi Kekurangan Tenaga Ahli Jasa Konsultan
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah pompa dalam proyek tanggul laut (Sheet Pile) tahap II di kampung Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah, Senin (17/6/2024).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tenaga ahli di sektor jasa konsultasi memegang peranan penting dan memiliki nilai strategis dalam program pembangunan nasional, utamanya untuk menjadi jembatan antara pemerintah dan sektor swasta. 

Namun,  Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) melihat saat ini industri jasa konsultasi di Tanah Air dihadapkan dengan sejumlah tantangan. Diantaranya regulasi yang kurang berpihak. anggota Inkindo yang banyak terjerat masalah hukum, dan kurangnya tenaga ahli konsultan.

Ketua Umum Inkindo Erie Heryadi menegaskan, keterlibatan konsultan dalam pembangunan di Indonesia sangat penting. Sebab, mulai dari studi kelayakan, tahap perencanaan, survei, pembangunan hingga pengawasan itu melibatkan konsultan.

Baca Juga: Jasa Marga Optimistis Proyek Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Selesai Sesuai Rencana

Namun, saat ini tidak banyak mahasiswa lulusan teknik sipil dan arsitek yang mau bekerja sebagai konsultan. “Kebanyakan setelah lulus kuliah mereka tidak mau masuk ke dunia konsultan karena yang mereka tahu gaji konsultan kecil, banyak masalahnya, dan banyak konsultan kena masalah hukum. Sehingga begitu lulus mereka mencari pekerjaan di luar keilmuan mereka, seperti di bank,” jelas Erie dalam Pertemuan Badan Koordinasi Konsultan Asing (BKKA) Inkindo, Rabu (20/9).

Untuk mengatasi persoalan kekurangan tenaga ahli tersebut, Inkindo saat ini tengah menggalakkan program magang bagi mahasiswa dengan ikut bergabung dalam program Kampus Merdeka. Erie bilang, pihaknya akan melakukan nota kesepakatan kerja sama dengan 20 kampus dalam waktu dekat untuk menjalankan program tersebut.

Lewat program magang itu, Inkindo akan mengajak para mahasiswa Teknik dan Arsitek untuk bekerja sesuai bidangnya setelah lulus. Erie menilai akan sayang keiluan yang dimiliki yang ditempuh selama sekitar lima tahun jika tidak dipakai di kemudian hari. 

Billing Rate

Sementara itu, terkait besaran renumerasi/biaya personil atau yang lebih dikenal dengan sebutan billing rate industri jasa konsultasi di Indonesia menurut Erie sudah tidak ada masalah. Pasalnya, billing rate selalu dilakukan penyesuaian setiap tahunnya.

Erie menyebut, penyesuaian itu dilakukan dilakukan berdasarakn inflasi dan kenaikan biaya hidup per provinsi. Adapun tahun 2024, kenaikan billing rate yang ditetapkan Inkindo hanya naik sekitar 10%. 

“Billing rate itu biaya hidup yang wajar seorang konsultan. Itu kita ada bukunya dimana setiap daerah ada koefisien pengalinya dengan mengacu pada biaya di Jakarta karena setiap daerah baya hidup beda-beda. Penetapannya sudah berdasarkan studi dimana itu meliputi komponen gaji dasar, biaya pajak, THR, dan lain-lain,” tutur Erie.

Baca Juga: Kadin Minta Pemerintah Terbitkan Kebijakan Relaksasi Sektor Industri Konstruksi

Kendati Inkindo menilai billing rate tak ada masalah, namum konsultan asing yang menjadi anggota BKKA Inkindo memandang tarif tersebut belum sesuai dengan ekspektasi mereka. 

Oleh karena itu, BKKA Inkindo akan membentuk komite yang akan menampung keluhan para anggotanya dan mencari solusi atas itu. “Jika memang dari hasil pembahasan Komite itu ada yang perlu diubah regulasinya dari sisi Inkindo akan kita ubah.  Tapi kalau ternyata yang harus dilakukan penyesuaian regulasi dari sisi pemerintah, itu harus diajukan ke Kementerian PUPR,” kata Erie.

Erie menambahkan, terkait billing rate tersebut sudah ada pembeda tarif antara konsultan asing dan lokal. Itu tercantum dalam nasional competitive bidding (NCB) untuk mengacu pada komponen biaya lokal dan internasional competitive bidding (ICB) yang mencakup biaya-biaya luar negeri.

Sehingga menurutnya, tabel-tabel tersebut yang harus dipelajari anggota BKKA Inkindo. Jika itu dipahami dengan benar, ia menilai tidak ada hal yang perlu dipersoalkan karena sudah mengakomodasi semua kepentingan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×