Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Firma riset pasar International Data Corporation (IDC) memproyeksikan bahwa pasar smartphone atau ponsel pintar pada tahun ini masih akan stagnan.
Associate Market Analyst IDC Indonesia, Vanessa Aurelia menuturkan bahwa pasar akan mengalami kenaikan atau penurunan yang signifikan, alias datar-datar saja.
"Mentok-mentok, bila ada kenaikan pun hanya sebesar satu digit saja," ujarnya baru-baru ini.
Ia melanjutkan, hal ini disebabkan oleh pergelutan produsen smartphone dengan inflasi, pergerakan nilai tukar kurs, ketegangan geopolitik, dan kebijakan moneter.
Vanessa berharap, segmen ponsel premium bisa lebih tangguh karena konsumen bakal berfokus pada spesifikasi dan daya tahan perangkat yang lebih baik. Menurut dia, vendor smartphone juga perlu memperluas portofolio mereka dengan harga yang lebih tinggi.
smarBaca Juga: Nokia Mengubah Logo untuk Pertama Kalinya dalam Hampir 60 Tahun
Pada 2022 lalu, IDC mencatat bahwa pasar smartphone di Indonesia turun 14,3% dari pengiriman ponsel tahun 2021 yang mencapai 40,9 juta unit. Jumlah pengiriman atau shipment smartphone tercatat merosot menjadi 35 juta unit saja pada 2022. Penurunan ini disebut sebagai yang terbesar di Indonesia setelah tumbuh 13 tahun berturut-turut.
Pada kuartal IV 2022, pengiriman smartphone juga mengalami penurunan sebesar 17,6% year-on-year (YoY), sedangkan secara quarter-on-quater (QoQ), pasar smartphone mengalami pertumbuhan sebesar 3,9% dan menyentuh angka 8,5 juta unit.
Pada paruh pertama 2022, produsen smartphone dilaporkan mengalami hambatan rantai pasokan, sehingga berdampak pada proses produksi perangkat.
Kemudian, paruh kedua atau semester-II 2022, terjadi penurunan daya beli konsumen sehingga membuat jumlah pengiriman ponsel ikut menurun.
Dalam laporan yang sama, penurunan yang dialami Indonesia turut membuat pangsa pasar smartphone pada 2022 turun dan setara dengan periode 2018 hingga 2019. Padahal, tiga tahun sebelumnya, pangsa pasar ini mampu menunjukkan performa yang cukup baik.
Tahun 2022 lalu tampaknya menjadi tahun yang penuh tantangan bagi sejumlah produsen smartphone. Faktor penawaran (supply) dan permintaan (demand) yang rendah semakin memberi tekanan yang cukup signifikan terhadap sektor ini.
Faktor lainnya yang turut memengaruhi penurunan pengiriman ponsel adalah inflasi. Sebagian besar masyarakat berpendapatan rendah mengetatkan pengeluarannya dengan mengutamakan kebutuhan pokok.
Selain itu, peralihan aktivitas yang mulai berjalan normal mendorong konsumen mengeluarkan uang untuk melakukan perjalanan, sama seperti sebelum pandemi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News