kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Intiland Development Targetkan Penjualan Lahan Industri Rp 200 Miliar di Tahun 2022


Minggu, 16 Januari 2022 / 16:04 WIB
Intiland Development Targetkan Penjualan Lahan Industri Rp 200 Miliar di Tahun 2022
ILUSTRASI. Intiland Development./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/10/11/2017.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intiland Development Tbk (DILD) menyatakan pihaknya menargetkan penjualan lahan industri pada tahun 2022 senilai Rp 200 miliar.

Direktur DILD, Archied Noto Pradono mengatakan penjualan lahan industri ini merujuk pada lahan industri DILD yang terletak, baik di Ngoro Industrial Park (NIP) yang berokasi di  Mojokerto Jawa Timur, serta Batang Industrial Park (BIP) yang berada di Batang Jawa Tengah. 

Dari segi luas area pengembangan, saat ini Kawasan Industri NIP telah berjalan dengan luasan wilayah 500 hektar. Intiland merencanakan penambahan luasan wilayah sebesar 100 ha pada tahun 2022. Sedangkan Kawasan Industri BIP di tahap 1 ini dibuka dengan luas wilayah 287 hektar.

"Kami tahun 2021 sudah menjual seluas 25 hektar ke perusahaan lokal dan asing. Ini untuk yang di Batang," tuturnya singkat kepada Kontan, Minggu (16/1).

Dia menjelaskan, di kawasan Industri NIP, terdapat sekitar 91 perusahaan atau investor dari berbagai bidang industri, seperti makanan, otomotif, semen, dan sektor lainnya.

Sementara BIP, meski relatif masih baru dikembangkan oleh Intiland, tapi sudah ada beberapa perusahaan multinasional yang berinvestasi dan mulai membangun pabriknya. Adapun salah satu perusahaan yang membangun pabrik di BIP, adalah Nestle.

Baca Juga: Intiland (DILD) anggarkan capex Rp 1 triliun pada tahun 2022

Archied mengakui, hingga kini permintaan lahan industri masih tergolong rendah (soft) dibandingkan dengan segmen hunian DILD. Selain itu, kompetisi di lahan industri makin tajam sebab Pemerintah melalui perusahaan berpelat merah ikut gencar menjajakan lahan industri.

"Sulitnya adalah Pemerintah ikut jualan. Permintaan lahan industri DILD masih soft juga. Hal ini bertambah berat sebab ada kompetisi dari pemerintah yang gencar menawarkan lahan industri dengan sistem sewa jangka panjang dan pembayaran lima tahun ke belakang," sambungnya.

Selain Intiland, kalangan perusahaan pelat merah yang turut mengembangkan lahan untuk kawasan industri di Batang adalah PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Pembangunan Perumahan (Persero), dan Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero). Semuanya bergabung dalam satu konsorsium untuk membangun Kawasan Industri Batang. 

Archied melanjutkan, tahun ini menganggarkan belanja modal senilai Rp 1 triliun di 2022 yang rencananya akan digunakan untuk penyelesaian konstruksi dan landed house yang telah terjual.

 

Sampai dengan September 2021, DILD telah mencatatkan marketing sales sekitar Rp 1,1 triliun. Angka itu naik 77,41% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 620 miliar.

Berdasarkan segmentasinya, pengembangan kawasan perumahan memberikan kontribusi paling tinggi sebanyak 43% atau mencapai Rp 473 miliar. Selanjutnya, marketing sales DILD disumbangkan oleh pengembangan mixed-use & high rise dengan kontribusi sebesar Rp 378 miliar atau setara 35%.

Lalu dari segmen kawasan industri yang menyumbang Rp 241 miliar atau 22% dari total penjualan. Dari sisi produk, kontribusi terbesar marketing sales DILD berasal dari penjualan proyek baru Tierra SOHO di Surabaya dan penjualan klaster DUO di perumahan Talaga Bestari, Tangerang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×