kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Intiland (DILD): Permintaan terhadap ruang perkantoran masih alami penurunan


Jumat, 18 September 2020 / 19:53 WIB
Intiland (DILD): Permintaan terhadap ruang perkantoran masih alami penurunan
ILUSTRASI. Perkantoran dan apartemen South Quarter yang dikembangkan Intiland di Jakarta Selatan.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti PT Intiland Development Tbk (DILD) mengaku permintaan terhadap ruang perkantoran masih mengalami penurunan dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Sementara untuk perkantoran strata title memang cenderung turun permintaannya.

Sekretaris Perusahaan Intiland Theresia Rustandi menyampaikan, sampai dengan saat ini DILD sudah menyelesaikan pembangunan proyek gedung perkantoran. Terakhir adalah proyek mixed-use & high rise Spazio Tower di Surabaya yang saat ini sudah selesai. 

"Kami saat ini mengoperasionalkan enam gedung perkantoran sewa dan strata title yakni Intiland Tower Jakarta, South Quarter, Intiland Tower Surabaya, Spazio, Praxis dan Spazio Tower. Dari enam gedung perkantoran ini total pasokan area total mencapai 182,8 ribu m2," ujar Theresia kepada Kontan.co.id, Jumat (18/9).

Theresia menyebut, harga sewa ruang perkantoran milik DILD bervariasi, karena pihaknya mengoperasikan beberapa gedung perkantoran. Sewa ruang perkantoran Intiland berkisar mulai dari Rp183 ribu-Rp350 ribu/m2/bulan, diluar service charge.

Baca Juga: PSBB dan WFH buat kinerja properti perkantoran Jakarta melambat

Ia menjelaskan, ruang perkantoran memiliki pangsa dan segmen pasar sendiri. Perusahaan-perusahaan tetap akan memerlukan ruang perkantoran sebagai pusat operasional.

Ia percaya kebutuhan tersebut tetap ada. Trend ini perlu dikaji dan didukung data yang valid. "Perusahaan-perusahaan menengah ke atas, perusahaan multinasional pasti akan tetap membutuhkan ruang perkantoran," katanya.

Menurutnya, di tengah situasi yang belum stabil, belum bisa disimpulkan apakah fenomena WFH menekan permintaan perkantoran. Ia mengatakan, masih menunggu equilibrium apakah tren ini bersifat sementara atau terus berlanjut.

Tapi pihaknya melihat memang banyak perusahaan melakukan penyesuaian organisasi dan bisnisnya. Perlu waktu untuk bisa memastikan gejala tersebut.

"Satu dua tahun ke depan, Intiland fokus pada pemasaran inventory dan stok dulu. Pengembangan baru kami lakukan pada proyek-proyek yang telah berjalan, termasuk di produk perkantoran," ujar Theresia.

Untuk menjaga bisnisnya, Intiland melakukan konsolidasi bisnis seiring dengan masa pandemi Covid-19. Menurutnya, langkah konservatif dan berhati-hati menjadi pilihan terbaik saat ini.

Baca Juga: Hadapi sistem WFH, Pakuwon (PWON) tidak membangun gedung perkantoran baru tahun ini

"Kita belum ada yang tahu sampai kapan kondisi pandemi Covid-19 akan berlangsung. Fokus kami saat ini adalah bagaimana meningkatkan nilai setiap proyek dan memasarkan unit-unit inventory yang ada," pungkas Theresia.

Hingga tutup tahun, DILD menargetkan kontribusi gedung perkantoran hingga 20%. Berdasarkan catatan kontan.co.id, saat ini rata-rata kontribusi pendapatan berulang Intiland mencapai 20%-22% dari total pendapatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×