kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Intip pendorong Kinerja Mentereng MNC Energy Investments (IATA) di Semester I-2022


Minggu, 11 September 2022 / 06:13 WIB
Intip pendorong Kinerja Mentereng MNC Energy Investments (IATA) di Semester I-2022
ILUSTRASI. MNC Energy Investments (IATA) cetak kinerja mentereng di semester I-2022


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) mencatat kinerja apik di semester I-2022. Asal tahu saja, IATA melaporkan kinerja di enam bulan pertama 2022 dalam dua metode.

Pertama, menggunakan jumlah aktual IATA per sebelum konsolidasi PT Bhakti Coal Resources (BCR). Kedua, sesuai dengan PSAK 38 DK24 yang mengharuskan laporan keuangan disajikan secara proforma setelah BCR dikonsolidasikan.

Berdasarkan hasil aktual, IATA melaporkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 1.734,35%, dari US$ 4,61 juta pada paruh pertama 2021 menjadi US$ 84,50 juta di semester I-2022. Demikian pula, EBITDA tumbuh dari semula US$ 545.000 pada paruh pertama 2021 menjadi US$ 44,72 juta pada semester I-2022. Pertumbuhan ini setara 8.098,60%.

Laba bersih IATA juga tumbuh secara signifikan dari semula rugi US$ 1,70 juta menjadi laba US$ 32,19 juta di akhir Juni 2022.

“Hal ini terutama disebabkan oleh permintaan tinggi untuk sumber daya energi seperti batubara sebagai akibat dari negara-negara yang bergantung pada minyak dan gas berebut untuk mencari alternatif setelah mengalami kesulitan dalam mengamankan pasokan,” terang Natassha Yunita, Head of Investor Relations IATA dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Kamis (8/9).

Baca Juga: Avia Avian (AVIA) Resmi Angkat Direktur Perempuan Pertama

Sementara jika Berdasarkan PSAK 38 DK24, pendapatan usaha IATA meningkat tajam sebesar 254,36%, dari semula US$ 23,85 juta semester I-2021 menjadi US$ 84,50 juta pada paruh pertama 2022.

Kenaikan kinerja juga terlihat secara kuartalan. Pada kuartal II-2021, IATA membukukan pendapatan senilai US$ 13,63 juta dan tumbuh menjadi US$ 44,11 juta di kuartal II-2022 atau sebesar 223,61%.

Kenaikan pendapatan bermuara pada laba bersih IATA yang meningkat 735,49%, yakni dari semula US$ 3,85 juta menjadi US$ 32,19 juta pada paruh pertama 2022.

Keuntungan yang dibukukan IATA berasal dari anak usaha BCR, yaitu PT Putra Muba Coal (PMC) dan PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC), yang masing-masing menargetkan produksi sebanyak 4,5 juta metrik ton (MT)dan 1,8 juta MT untuk tahun 2022, meningkat dari 2 juta MT dan 590.000 MT di 2021.

 

Anak perusahaan BCR lainnya, PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) telah memulai produksi batubara pada Juli 2022. Memiliki salah satu area konsesi terbesar seluas 15.000 hektar, IATA meyakini IBPE pada kuartal depan dan seterusnya akan memberikan kontribusi signifikan.

IBPE ditargetkan memproduksi 500.000 MT batu bara pada tahun 2022. Di samping itu, PT Arthaco Prima Energy (APE), juga ditargetkan untuk mulai produksi batubara dalam tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×