Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) melancarkan sejumlah strategi demi memacu kinerja usai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). SMLE ingin memperkuat bisnis dengan mencari peluang ekspansi dan menambah jumlah pelanggan.
Corporate Secretary Sinergi Multi Lestarindo, Arry Wahyu Riansyah optimistis SMLE punya ruang untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan prospek industri barang konsumsi (consumer goods), kesehatan dan industri kimia yang terus berkembang.
"Kami melihat pangsa pasar industri ini sangat luas. Kami percaya punya kemampuan untuk bersaing dan itu terbukti dengan setiap tahun bisnis SMLE terus tumbuh," kata Arry saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (15/3).
Sebagai informasi, SMLE masuk ke dalam kategori saham sektor barang baku (basic materials). Secara bisnis, SMLE merupakan pemasok bahan baku khusus yang menawarkan solusi terpadu untuk industri produk kosmetika, makanan & minuman, serta kimia industri.
SMLE menyediakan rangkaian produk yang digunakan dalam banyak aplikasi industri seperti makanan laut & pengolahan daging, confentionery, minuman, bumbu, perlengkapan mandi, perawatan kesehatan, suplemen, hingga perawatan pribadi dan kosmetik eksklusif.
Baca Juga: Sinergi Multi Lestarindo (SMLE) Masuk ke Industri Bahan Baku Vape dan Tembakau
Saat ini Arry mengklaim SMLE bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Sembari memperkuat portofolio produk, SMLE menjajaki potensi ekspansi ke pasar ekspor, terutama dengan menyasar wilayah Asia.
Tapi sebelum mengeksekusi ekspansi ke luar negeri, SMLE akan selektif melakukan kajian kelayakan bisnis dan analisa pasar.
"Kami perlu mengevaluasi dan mengukur sustainability business terlebih dahulu," ungkap Arry.
Di samping mencari peluang memperluas pasar, SMLE berusaha menggaet pelanggan baru. Salah satu strategi yang gencar dilakukan adalah memperkuat Research & Development (R&D) dan meningkatkan peralatan laboratorium aplikasi, sehingga dapat menawarkan nilai tambah bagi pelanggan eksisting maupun calon pelanggan.
"SMLE terus membuat formulasi-formulasi baru yang siap pakai. Kami tawarkan kepada calon pelangggan, dan jika uji produksi berhasil maka pelanggan kami akan bertambah," imbuh Arry.
SMLE lantas menjajaki segmen usaha baru seperti yang dilakukan pada tahun lalu, masuk ke bahan baku flavor untuk bisnis liquid vape. SMLE telah memperoleh pesanan dari beberapa produsen liquid vape terkemuka di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Baca Juga: Gandeng Dow Chemicals, Sinergi Multi (SMLE) Bisa Tambah Pendapatan Rp 70 Miliar
Direktur Utama Sinergi Multi Lestarindo, Siu Min ingin mencuil peluang bisnis dari pasar pengguna vape di Indonesia yang terus meningkat. SMLE juga melihat ada pasar potensial untuk memasok bahan baku flavor dan produk sejenisnya yaitu oleoresin, yang dapat menjadi campuran ke dalam produk tembakau.
“Harapannya dalam dua tahun ke depan, kontribusi omset dari bisnis flavor dan oleoresin dapat meningkat tiga kali lipat dari saat ini. Untuk mencapai hal itu, perlu dilakukan uji coba produk yang lebih luas agar dapat diterima oleh produsen,” ungkap Siu Min dalam rilis yang disiarkan 27 Februari 2024.
Menyarap Dana IPO
Guna memuluskan berbagai agenda tersebut, SMLE menyiapkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sekitar Rp 10,5 miliar. Arry merinci, sebesar Rp 6,6 miliar akan dialokasikan untuk pembelian gudang bahan baku dan sebesar Rp 3,7 miliar untuk membeli peralatan laboratorium.
Rencana penggunaan capex ini sejalan dengan prospektus yang telah disampaikan saat penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO). Sekadar mengingatkan, SMLE baru tercatat di BEI pada 10 Januari 2024 usai melepas 465,62 juta saham atau 20% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dengan harga penawaran yang dibanderol Rp 175 per saham, SMLE meraup dana segar sebesar Rp 81,48 miliar. Setelah dikurangi biaya penawaran umum, dari IPO ini SMLE meraih dana bersih Rp 78,31 miliar.
Dana tersebut rencananya akan dipakai untuk tiga keperluan. Meliputi pembelian gudang sebesar Rp 6 miliar, pembelian alat laboratorium Rp 3,4 miliar dan untuk modal kerja sebesar Rp 68,91 miliar.
SMLE akan mengembangkan laboratorium R&D untuk menghasilkan prototipe dan formulasi lebih cepat dan variatif, guna menunjang permintaan dari pelanggan terkait spesifikasi bahan baku. Sedangkan modal kerja akan ditujukan untuk pembelian bahan baku pada unit bisnis food ingredients, personal care & cosmetics ingredients, serta industrial chemical ingredients.
Dengan berbagi strategi dan potensi bisnis yang tersaji, Arry meyakini kinerja keuangan SMLE akan meningkat. Hanya saja, Arry belum merinci bagaimana pertumbuhan laba bersih SMLE pada tahun lalu dan target untuk tahun ini.
Sementara dari sisi pendapatan, Arry optimistis SMLE bisa mencapai pertumbuhan di level double digits. Estimasi ini sejalan dengan realisasi kinerja setengah tahun lalu, dimana per Juni 2023 SMLE meraup penjualan Rp 92,31 miliar.
Jumlah itu tumbuh 49,41% dibandingkan penjualan per Juni 2022 yang kala itu sebesar Rp 61,78 miliar. Dari jumlah tersebut, SMLE membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 2,22 miliar per Juni 2023, melonjak 65,67% dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya.
Melandai ke bawah Harga IPO
Saham Sinergi Multi Lestarindo bergerak turun dan mendaki sejak resmi melantai di BEI pada 10 Januari 2024. Mengawali debut setelah listing, SMLE sempat melejit hingga mengalami auto rejection atas dengan kenaikan 34,86%.
Namun, SMLE tak bertahan lama berda di puncak. Sejauh ini harga saham SMLE berfluktuasi dalam rentang tertinggi di level Rp 294 dan terendah di posisi Rp 104. Saham SMLE kini parkir di area Rp 157 usai ambles 14,67% pada perdagangan akhir pekan ini (15/3).
Dus, level harga sekarang kembali berada di bawah harga penawaran saat IPO, yang kala itu dibanderol Rp 175 per saham. Merujuk RTI Business, saat ini PT Sinergi Asia Corporindo menjadi pengendali dengan porsi kepemilikan 77,42% saham SMLE.
Komisaris utama SMLE Gunawan menggenggam 0,03%. Kemudian Direktur SMLE Yulia Rosaline dan Tanti Royani masing-masing memegang 1,29%. Sedangkan porsi kepemilikan publik sebesar 19,97%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News