Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan realisasi investasi di industri hulu minyak dan gas bumi (migas) hingga Agustus 2014 sebesar US$ 8 miliar. Namun, mayoritas investasi tersebut dihabiskan untuk pengembangan blok migas yang sudah produksi.
Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana menyatakan, total target investasi sepanjang 2014 sebesar US$ 15 miliar. In artinya, realisasinya masih kecil dari target. Adapun penggunaannya terbesar untuk blok migas yang sudah produksi. Sementara investasi kegiatan eksplorasi nilainya kecil.
SKK Migas mengakui saat ini kontraktor migas menyatakan masih menemui banyak kendala dalam pengembangan proyek-proyek blok migas, terutama yang masih tahap eksplorasi. Padahal, setiap tahunnya, total anggaran untuk eksplorasi bisa mencapai US$ 1,5 miliar–US$ 2 miliar.
Anggaran sebesar itu yang terealisasi paling separuhnya. Yang lainnya belum bisa direalisasikan. "Mau mengebor izinnya belum dapat, atau lahannya belum bisa dibebaskan. Saya menduga sampai Agustus ini baru 30% dari anggaran sebesar itu," jelasnya.
Menurut Gde, saat ini SKK Migas terus mendorong peningkatan produksi lapangan Banyu Urip, di Blok Cepu, guna mencapai target lifting minyak sebesar 818.000 barel per hari (bph). "Saat ini Cepu masih 30.000 bph, kami akan dorong agar naik menjadi 40.000," jelas Gde.
Hanya saja SKK Migas menyayangkan DPR hanya menyetujui anggaran cost recovery 2015 sebesar US$ 16 miliar, padahal tahun ini sebesar US$ 17,8 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News