Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
Menilik data penanaman modal tersebut, untuk jenis PMA salah satu sektor yang menyumbang banyak investasi datang dari makanan sebanyak US$ 287,48 juta di kuartal-I 2020, turun jika dibandingkan kuartal-I 2019 yang mencapai US$ 375,64 juta.
Sedangkan sektor minuman tercatat naik dari US$ 7,23 juta di kuartal-I 2019 menjadi US$ 9,47 juta di kuartal-I 2020. Begitu pula dengan sektor industri kertas yang melonjak naik dari US$ 16,88 juta di kuartal-I 2019 menjadi US$ 122,57 juta di kuartal I 2020.
Sementara untuk PMDN di sektor makanan menyumbang investasi sebanyak Rp 6,17 triliun pada kuartal-I 2020, turun dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun lalu Rp 7,13 triliun. Sedangkan sektor minuman melejit dari Rp 594 miliar di kuartal-I 2019 menjadi Rp 1,08 triliun di kuartal-I 2020.
Ketua Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Triyono Pridjosoesilo mengatakan kondisi yang ada di kuartal-I tahun 2020 memang industri minuman banyak fokus meningkatkan produktifitas untuk siap-siap memasuki masa puasa dan lebaran.
Baca Juga: Kemenperin susun surat edaran panduan kenormalan baru untuk aktivitas industri
Tapi Triyono mengaku belum melihat adanya investasi baru di periode awal tahun kemarin, juga belum ada tren penambahan investasi di beberapa bulan ke depan. "Yang terjadi adalah peningkatan produksi dengan menggunakan fasilitas-fasilitas produksi yang sudah ada," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (3/6).
Jika tidak ada pandemi, tahun 2020 menurut Triyono diharapkan dapat menjadi periode untuk industri bertumbuh. Namun karena krisis seperti ini, penurunan permintaan di produk minuman ringan tak terelakkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News