kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi sektor manufaktur diperkirakan melemah karena pandemi corona (Covid-19)


Rabu, 03 Juni 2020 / 18:27 WIB
Investasi sektor manufaktur diperkirakan melemah karena pandemi corona (Covid-19)
ILUSTRASI. Pekerja merakit mobil New GLC Mercedes-Benz di pabrik Mercedes-Benz Indonesia di Wanaherang, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pd.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang kuartal I tahun 2020, total penanaman modal sektor manufaktur mengalami peningkatan dobel digit. Namun pasca pandemi menghantam industri nasional di kuartal dua, tren kenaikan investasi berpeluang menyusut.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal yang diolah Kementerian Perindustrian (Kemenperin), penanaman modal baik asing maupun dalam negeri periode Januari-Maret 2020 menyentuh angka Rp 64 triliun atau naik 44,7% dibanding capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 44,2 triliun.

Baca Juga: Penanaman modal sektor kimia tumbuh 2 kali lipat di kuartal I 2020

Hery Mulyana, Kasubbid Basis Data Industri Kementerian Perindustrian memberikan keterangan kepada Kontan.co.id, Rabu (3/6), bahwa jumlah investasi di kuartal pertama mengalami kenaikan yang signifikan. "Rinciannya sebanyak Rp 44,2 triliun penanaman modal asing (PMA) dan Rp 19,8 triliun penanaman modal dalam negeri (PMDN)," ujarnya.

Nilai investasi industri manufaktur di kuartal I-2020 tersebut memberikan kontribusi signifikan hingga 30,4% dari total investasi keseluruhan sektor yang menembus Rp 210,7 triliun.

Sebelumnya Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menerangkan, masuknya investasi juga akan meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri serta memberikan nilai tambah bagi bahan baku lokal dan mendongkrak daya saing industri nasional.

"Selain itu, mendukung pembangunan daerah dan memberikan efek yang luas pada pembukaan lapangan kerja. Hingga saat ini, total penyerapan tenaga kerja di sektor industri lebih dari 18,87 juta orang, imbuhnya.

Baca Juga: Investasi manufaktur di triwulan I 2020 tumbuh, ini penjelasan Kadin

Menilik data penanaman modal tersebut, untuk jenis PMA salah satu sektor yang menyumbang banyak investasi datang dari makanan sebanyak US$ 287,48 juta di kuartal-I 2020, turun jika dibandingkan kuartal-I 2019 yang mencapai US$ 375,64 juta.

Sedangkan sektor minuman tercatat naik dari US$ 7,23 juta di kuartal-I 2019 menjadi US$ 9,47 juta di kuartal-I 2020. Begitu pula dengan sektor industri kertas yang melonjak naik dari US$ 16,88 juta di kuartal-I 2019 menjadi US$ 122,57 juta di kuartal I 2020.

Sementara untuk PMDN di sektor makanan menyumbang investasi sebanyak Rp 6,17 triliun pada kuartal-I 2020, turun dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun lalu Rp 7,13 triliun. Sedangkan sektor minuman melejit dari Rp 594 miliar di kuartal-I 2019 menjadi Rp 1,08 triliun di kuartal-I 2020.

Ketua Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Triyono Pridjosoesilo mengatakan kondisi yang ada di kuartal-I tahun 2020 memang industri minuman banyak fokus meningkatkan produktifitas untuk siap-siap memasuki masa puasa dan lebaran.

Baca Juga: Kemenperin susun surat edaran panduan kenormalan baru untuk aktivitas industri

Tapi Triyono mengaku belum melihat adanya investasi baru di periode awal tahun kemarin, juga belum ada tren penambahan investasi di beberapa bulan ke depan. "Yang terjadi adalah peningkatan produksi dengan menggunakan fasilitas-fasilitas produksi yang sudah ada," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (3/6).

Jika tidak ada pandemi, tahun 2020 menurut Triyono diharapkan dapat menjadi periode untuk industri bertumbuh. Namun karena krisis seperti ini, penurunan permintaan di produk minuman ringan tak terelakkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×