Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Investor asal Zhousan China menyatakan minatnya untuk menjajaki investasi rumput laut di Indonesia. Awal Oktober nanti, mereka akan menyambangi Indonesia dan melihat potensi umput laut di Indonesia.
"Nantinya, mereka akan menjajaki investasi di industri hilir atau pengolahan rumput laut," ujar Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun, Rabu (29/9).
Potensi tanaman rumput laut di Indonesia cukup besar sehingga banyak investor yang melirik. Sayangnya, selama ini industri pengolahan rumput laut di Indonesia belum banyak berkembang. Alasan permodalan masih menjadi ganjalan bagi indsutri ini.
Alex bilang, sebenarnya banyak investor lokal yang mau mengembangkan industri pengolahan rumput laut, tapi terganjal pembiayaan. "Sektor perbankan masih belum mau memberikan pembiayaan ke sektor ini," ungkapnya.
Asal tahu saja, peluang Indonesia meningkatkan ekpor rumput laut ke China terbuka lebar, seiring meningkatnya kebutuhan China. Apalagi, Asean China Free Trade Agreement (AC-FTA) sudah berlaku. Dus, tidak ada pungutan bea masuk rumput laut dari Indonesia.
Saut Hutagalung, Direktur Pemasaran Luar Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjelaskan, saat ini China siap menyerap produksi rumput laut Indonesia jika Indonesia bisa meningkatkan produksinya. “Menurut importir China, China masih membutuhkan lebih banyak rumput cottoni,” ujar Saut di Jakarta, pekan lalu.
Pada 17-19 September 2010 , KKP, pemerintah daerah dan pengusaha rumput laut Indonesia telah melakukan pertemuan dengan para importir laut China. Selama pertemuan tersebut salah satu importir China di Shanghai menaikan target impornya dari sebelumnya ditahun 2010 sekitar 25.000 ton menjadi 50.000 ton pada tahun 2011.
Selama ini Indonesia memasok 35-45 % kebutuhan rumput laut China. China sendiri mengimpor 60.000 ton-70.000 ton rumput laut cottoni. Menurut Dean Novel, Direktur iPasar, kebutuhan China akan rumput laut cottoni akan terus meningkat karena digunakan untuk bahan kimia dan bahan baku kosmetik.
China sendiri tidak bisa memenuhi kebutuhan rumput laut dari produksi dalam negerinya. Pasalnya, dalam satu tahun suhu laut di China terlalu dingin dan hanya tiga bulan di antaranya yang memungkinkan untuk ditanami rumput laut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News