kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Investor Jepang bangun pabrik fatty acid di Dumai


Jumat, 27 Januari 2017 / 15:32 WIB
Investor Jepang bangun pabrik fatty acid di Dumai


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Perusahaan hilirisasi kelapa sawit asal Jepang siap menginvestasikan modalnya sebesar US$ 90 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun mendirikan pabrik fatty acid di Dumai, Riau. Pembangunan tersebut dilakukan melalui joint venture antara produsen produk konsumer dengan badan usaha milik swasta nasional.

Pejabat Promosi Investasi Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) di Tokyo, Jepang, Saribua Siahaan mengatakan, perusahaan patungan tersebut direncanakan mulai beroperasi pada Januari 2017 dengan porsi kepemilikan saham perusahaan Indonesia sebesar 65%.

Menurut Saribua, perusahaan joint venture tersebut akan memproduksi fatty acid yang merupakan bahan bahan baku untuk memproduksi berbagai jenis produk seperti detergen, sampo dan pembersih muka.

"Pabrik tersebut ditargetkan mulai berproduksi pada 2019 di lahan seluas 44.000 meter persegi (m2) di Dumai, Riau dengan kapasitas sebesar 100.000 ton per tahun," kata Saribua dalam keterangan resmi, Jumat (27/1).

Pengoperasian pabrik di Dumai akan mendongkrak kapasitas produksi fatty acid Kao sebesar 130% dan meningkatkan porsi pasokan fatty acid internal perusahaan hingga 60%. Saat ini, investor Jepang tersebut memproduksi fatty acid di pabrik mereka di Wakayama, Jepang.

"Pabrik yang di Indonesia akan menyediakan kebutuhan bahan baku untuk pabrik produk konsumer Kao di Thailand, Indonesia dan Vietnam," tambahnya.

Pemerintah menyambut baik rencana investasi investor Jepang di sektor industri hilir CPO di Indonesia, yang potensi industri manufaktur berbasis CPO di tanah air masih besar. Sebab, kebutuhan bahan baku industri makanan dan produk konsumer terus meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×