kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor luar negeri berminat kembangkan limbah tailing Freeport Indonesia


Kamis, 28 Oktober 2021 / 20:43 WIB
Investor luar negeri berminat kembangkan limbah tailing Freeport Indonesia
ILUSTRASI. Pertambangan emas dan tembaga PT Freeport Indonesia - Tambang Grasberg di Tembagapura, Mimika, Papua. KONTAN/Lamgiat Siringoringo


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Limbah tailing PT Freeport Indonesia telah dikembangkan menjadi produk bernilai tambah. Setelah terbukti dapat dimanfaatkan menjadi material agregat infrastruktur publik, saat ini sudah ada beberapa pihak termasuk investor luar negeri yang berminat untuk mengembangkan limbah ini. 

Melansir laman resmi PT Freeport Indonesia, tailing adalah suatu jenis limbah yang tertinggal di air dan diperoleh dari rangkaian pengolahan  bijih di pabrik. 

Proses pengolahan/konsentrat Freeport Indonesia merupakan proses fisik yakni bijih digerus halus dan mineral yang mengandung tembaga dan emas dipisahkan dari partikel-partikel batuan yang tidak bernilai ekonomi. 

Saat ini, Freeport Indonesia telah mendaur ulang tailing sebagai bahan campuran beton dalam pembangunan prasarana lokal. Sejak tahun 2007 sampai tahun 2014, Freeport Indonesia bekerjasama dengan pemerintah daerah Provinsi Papua (Pemprov Papua) dan pemerintah daerah Kabupaten Mimika (Pemda), memanfaatkan material tailing sebagai unsur utama untuk membangun infrastruktur. 

Saat ini, Freeport Indonesia juga telah melakukan studi bersama dengan Kementerian PUPR yang menunjukkan tailing sebagai material agregat dalam pembangunan infrastruktur publik mulai dari jalan, jembatan dan fasilitas umum lainnya. 

Baca Juga: Kenaikan Harga Ungkit Produksi Mineral, Begini Proyeksi Kinerja Produsen Mineral

Head Corporate Communication Freeport Indonesia, Riza Pratama mengatakan, pada dasarnya pihaknya mendukung program Kementerian PUPR dalam membangun infrastruktur di daerah khususnya di wilayah Papua. 

"Saat ini pemanfaatan agregat pasir tailing telah mendapatkan persetujuan atau rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)," jelansya kepada Kontan.co.id, Kamis (28/10). 

Riza menengaskan, Freeport Indonesia membuka kesempatan kepada semua pihak yang tertarik untuk memanfaatkan tailing, jadi tidak bersifat eksklusif. 

Meskipun saat ini belum ada pihak yang sudah menandatangani perjanjian definitif dengan Freeport Indonesia dalam hal pemanfaatan tailing, kebanyakan perusahaan yang tertarik masih dalam tahap membuat kajian studi kelayakan (Feasibility Study) untuk menentukan keekonomian dari kegiatan ini.

Soal kabar investor dari Kanada yang berminat masuk untuk mengolah tailing, Riza membenarkan hal tersebut. Dia bilang, saat ini pihak Kanada sedang dalam tahap FS. 

Perihal skema kerjasama yang akan dilakukan Freeport Indonesia dengan pihak lain, Riza mengatakan, saat ini pihaknya juga masih dalam taraf studi kelayakan dan keekonomian. Oleh karenanya, dia tidak bisa menjelaskan dengan rinci. 

Riza menjelaskan, saat ini pengembangan masih sebatas pengiriman tailing keluar area pertambangan. 

Di awal tahun ini, Freeport Indonesia kembali mengirimkan agregat pasir tailing tahap kedua ke Kabupaten Merauke, yang akan digunakan untuk pembangunan jalan raya dan fasilitas umum lainnya yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR. Pengiriman dilakukan melalui pelabuhan sementara di mile 11, area tambang Freport Indonesia. 

Adapun proses pengiriman agregat pasir tailing tahap pertama, dilakukan pada Desember 2020 sebanyak 4.000 ton yang dikirim menggunakan kapal tongkang ke Merauke. Sedangkan pengiriman tahap kedua sebanyak 3.500 ton atau 1.750 meter kubik. 

Pemanfaatan tailing ini merupakan implementasi dari Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.129/Menlhk/Setjen/PLB.3/3/2020 Tentang Izin Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun pada PT Freeport Indonesia. 

Selanjutnya: Pemerintah kejar target 4 tambahan smelter baru tahun ini, begini progresnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×