kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IPO anak usaha Pertamina bisa cegah masuknya mafia migas?


Senin, 22 Juni 2020 / 12:18 WIB
IPO anak usaha Pertamina bisa cegah masuknya mafia migas?
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A view of state-owned oil giant Pertamina's refinery unit IV in Cilacap, Central Java, Indonesia January 13, 2016. Picture taken January 13, 2016. REUTERS/Darren Whiteside/File Photo


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana Initial Public Offering (IPO) anak usaha subholding PT Pertamina (Persero) masih terus bergulir. Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi pun menilai, penjualan saham anak usaha subholding Pertamina tidak melanggar konstitusi dan perundangan berlaku asalkan mayoritas saham masih dikuasai oleh negara.

Menurutnya, jika IPO terwujud, anak usaha yang tergabung dalam subholding Pertamina akan meraup dana segar dengan biaya modal atau cost of capital lebih murah dibandingkan pendanaan dari utang perbankan maupun global bond.

Baca Juga: Mau cuan dari saham dividen? Cek jadwal lengkap cum dividen tujuh saham pekan ini

IPO juga akan menjadikan anak usaha subholding Pertamina sebagai perusahaan publik yang lebih transparan. Sebab, tata kelola subholding yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) harus bisa menerapkan prinsip-prinsip good governance dan harus melaporkan hasil pengelolaan perusahaan kepada publik secara periodik.

“Dengan keterbukaan tata kelola tersebut, mustahil bagi kelompok kepentingan menjadikan Pertamina sebagai sapi perahan,” ungkap dia dalam pernyataan resmi yang diterima Kontan.

Fahmy menambahkan, agenda IPO juga akan mempersempit dan membatasi ruang gerak mafia migas dalam berburu rente di anak usaha Pertamina. Ia berpendapat, mafia migas masih bisa bergentayangan di Pertamina dengan memanfaatkan kelemahan tata kelola dan pengambilan keputusan. Hal ini bisa diatasi jika tata kelola perusahaan yang lebih transparan bisa diterapkan usai IPO.

Lebih lanjut, untuk mencapai berbagai manfaat IPO anak usaha subholding Pertamina, Menteri BUMN harus memastikan dan mencegah praktik goreng-menggoreng harga saham perdana agar sesuai dengan harga pasar.

Baca Juga: SKK Migas: Proyek migas yang onstream bisa dongkrak lifting migas di masa mendatang

“Indikasi praktik goreng-menggoreng dengan menetapkan nilai saham yang overvalue pernah terjadi pada IPO beberapa BUMN sebelumnya,” terang dia.

Lantas, Fahmy bilang, jika terjadi overvalue harga saham perdana, maka akan menimbulkan sentimen negatif bagi harga saham yang dapat memperburuk harga saham anak usaha subholding Pertamina di masa mendatang.

Sebagai informasi, Menteri BUMN Erick Tohir telah menargetkan Pertamina untuk membawa anak usahanya ke lantai bursa dalam dua tahun mendatang.

Baca Juga: Pertamina merealisasikan program BBM Satu Harga di Pulau Maya, Kalimantan Barat

Dalam berita sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengaku, pihaknya membuka peluang untuk melakukan IPO pada anak usaha Pertamina yang tergabung dalam subholding hulu atau upstream.

Sayangnya, ia belum bisa menjelaskan secara detail rencana tersebut, termasuk nama anak usaha Pertamina yang dimaksud. Yang pasti, rencana IPO anak usaha Pertamina tersebut masih dalam kajian secara internal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×