kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ironi lobster: Indonesia yang memiliki benih, Vietnam yang untung besar


Senin, 16 Desember 2019 / 17:01 WIB
Ironi lobster: Indonesia yang memiliki benih, Vietnam yang untung besar
ILUSTRASI. Pekerja memperlihatkan lobster siap kirim di Morotai, Maluku Utara, Selasa (8/10/2019). ANTARA FOTO/ Wahyu Putro A/nz.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Menurut dia, jika sudah ada yang bisa membudidayakan benur, akan segera disiapkan langkah untuk mengoptimalkan. Jika belum, sudah ada investor dari Vietnam yang bersedia membuka budidaya benur di Indonesia. 

Masalahnya, pemijahan lobster masih sulit dilakukan. Fakta di lapangan menunjukkan, budidaya lobster masih sebatas pembesaran benur. Biaya pembesaran benih lobster pun cukup tinggi. 

Di dunia, belum ada yang berhasil mengembangkan pembenihan lobster. Jika yang akan dilakukan hanya pembesaran benur, sedangkan benur diambil dari alam secara besar-besaran, akan terjadi penurunan populasi, bahkan kepunahan lobster di alam. 

Harga selangit 

Bagi nelayan di Indonesia, menangkap benih lobster juga dianggap lebih menguntungkan. Bahkan dianggap lebih menjanjikan ketimbang menangkap ikan di laut saat bulan Januari-April. 

Baca Juga: Edhy Prabowo mengaku belum ada keputusan soal ekspor benih lobster

Kawasan pantai di selatan Jawa, seperti Pacitan, Tulungagung, Trenggalek, Malang, dan Banyuwangi, adalah lokasi perburuan benih lobster. 

Di periode awal tahun tersebut, banyak lobster bertelur dan benih baru menetas. Benih-benih itu berada di pinggir pantai sehingga mudah ditangkap dengan risiko kecil. Modal kerja pun kecil dengan memasang perangkap sederhana dari kertas bekas bungkus semen. 

Tahun 2015, WWF Indonesia memublikasikan temuan mereka di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Di sana, tangkapan anakan lobster berukuran 0,5-1,5 cm bisa mencapai 100.000 per bulan yang dijual Rp 15.000 per ekor ke pengepul. 

Baca Juga: Ekspor benih lobster, Susi Pudjiastuti: Kita akan dirugikan bila itu dibiarkan

Selanjutnya, anakan lobster itu dikirim ke Singapura, Vietnam, dan China untuk dibesarkan hingga ukuran konsumsi dan dijual mahal.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ironi Lobster, Indonesia yang Punya Benih, Vietnam yang Untung Banyak"
Penulis : Muhammad Idris
Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×