kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jadi Wakil Chaerul Tanjung sebagai pemegang GIAA,Peter Gontha sebut CT rugi Rp 11,2 T


Jumat, 04 Juni 2021 / 22:02 WIB
Jadi Wakil Chaerul Tanjung sebagai pemegang GIAA,Peter Gontha sebut CT rugi Rp 11,2 T
ILUSTRASI. Jadi Komisaris PT Garuda Indonesia Tbk mewakili Chaerul Tanjung (CT) Peter F. Gontha sebut CT sudah merugi Rp 11,2 triliun. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/aww/16.


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA.  PT Garuda Indonesia Tbk masih terus memantik kabar baru. Tak sekadar tentang empat opsi penyelamatan maskapai milik negara dari lilitan beban utang baik dari lessor, kreditur dalam negeri dan luar negeri. 

Tapi juga memantik saling tuding di para pihak yang terlibat di Garuda. Yang terbaru adalah perang cuitan antara Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dengan Komisaris PT Garuda Indonesia Tbk Peter F. Gontha. 

Silang pendapat ini nampak jelas dalam jejak digital yang dituliskan Peter Gontha dalam media sosialnya instagram.

Peter menyoal postingan Arya Sinulingga tentang peran Peter Gontha yang disebut Arya kian aneh, hingga Peter yang diam saat rapat dengan Kementerian BUMN terkait Garuda. 

Peter menyebut bahwa ia tidak ingin ribut, hanya diskusi. Peter menulis bahwa ia memang sudah uzur namun belum berhenti berpikir karena masih sehat. Jika sudah tak sanggup maka ia akan diam.

Yang menarik, dari postingan Peter yang menyebut bahwa kedudukan ia sebagai komisaris Garuda adalah mewakili pemegang saham minoritas yakni Chaerul Tanjung yang disebut Peter memiliki saham GIAA sebesar 28%. Kata Peter, si pemegang saham minoritas ini kini sudah merugi bahkan sampai Rp 11 triliun lebih. 

Kata Peter begini: Saat Garuda masuk bursa lewat initial public offering atau IPO, Chaerul Tanjung (CT) dimintai tolong masuk Garuda karena underwritter gagal total. 

Saat itu, Chaerul Tanjung menyetor dana US$ 250 juta untuk membeli saham Garuda. Kata Peter, saat itu, rupiah masih di kisaran Rp 8.000 per dollar AS dan kini di US$ 14.500

Saat Garuda IPO, saham Garuda di posisi Rp 625 per saham, kini saham Garuda Rp 256 per saham. Dalam hitungan Peter, Chaerul sudah merugi Rp 11,2 triliun termasuk bunga, tapi belum termasuk jika menghitung inflasi. “Banyak ya Mas Arya,” sebut Peter.

Baca Juga: Kasus penyelundupan Harley & Brompton, Eks Dirut Garuda dituntut 1 tahun penjara

Sementara, kata Peter, orang yang tak setor apa-apa membuah strategi tanpa melibatkan Chaerul Tanjung. “Sedih, kan?,” sebut Peter.

Menurut Peter, orang yang paling sakit adalah CT, yang disebut sebagai pemegang saham ece ece. “Karena saya mendapat amanah mewakili beliau, ya, saya menyuarakan kegalauan orang yang percaya dengan saya,” ujar Peter.

Kontan sudah berupaya mengontak Arya Sinulingga atas seteru di media sosial dengan Peter Gontha, namun panggilan telp dan pesan pendek KONTAN tak dijawab.

Sekadar mengingatkan,  Garuda Indonesia  melantai di bursa saham dengan skema IPO pada 11 Februari 2021

Garuda menawarkan 6,33 miliar saham atau sebesar 27,98% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Baca Juga: Erick Thohir beberkan penyebab keuangan Garuda Indonesia terpuruk, apa saja?

Namun dalam pelaksaannya, hanya sekitar 52,5% atau 3,32 miliar saham yang terserap pasar. Sisanya sekitar 47,5% atau 3,008 miliar saham harus diserap tiga penjamin pelaksana emisi yang telah menyatakan kesanggupan penuh (full commitment) untuk membeli sisa saham Garuda yang ditawarkan dan tidak habis terjual saat IPO.

Bertindak sebagai penjamin emisi saat itu adalah PT. Bahana Securities, PT. Danareksa Sekuritas, PT. Mandiri Sekuritas.  

Belakangan terungkap Chairul Tanjung memborong sisa saham IPO PT Garuda Indonesia Tbk sebesar 2,47 miliar saham atau setara 10,88%.

Chairul Tanjung membeli saham Garuda lewat PT Trans Airways pada harga Rp 620 per  saham. Harga pembelian saham Garuda itu terdiskon 17,3% dari saat penawaran umum perdana a (IPO) sebesar Rp 750 per saham.

Baca Juga: DPR cecar penyelamatan Garuda (GIAA), ini jawaban lengkap Kementerian BUMN

Adapun, berdasarkan data RTI, per 31 Mei 2021, tercatat Trans Airways mengempit saham Garuda sebanyak 28,27%. Adapun pemerintah Indonesia mengusai saham Garuda sebanyak 60,54% dan publik di bawah 5% adalah 11,19%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×