Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Daewoong, perusahaan farmasi asal Korea Selatan, melalui afiliasinya CGBio resmi menjalin kemitraan dengan pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Indonesia (UI).
Bagi Daewoong, kemitraan ini merupakan komitmen untuk bertumbuh bersama industri farmasi dan bioteknologi Indonesia. Nantinya kemitraan yang terjalin tersebut berfokus pada pengembangan alat kesehatan dengan memanfaatkan sumber daya dan talenta lokal untuk membangun ekosistem alat kesehatan yang canggih dan meningkatkan daya saing global.
“CGBio akan bekerja sama dengan Universitas Indonesia untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan profesional lokal untuk terlibat dalam proses penelitian dan produksi, serta membekali mereka dengan pengetahuan teknis terbaru dan keterampilan praktis di bidang alat kesehatan," ujar Hyun Seung Yu, CEO CGBio dalam keterangan yang diterima, Jumat (7/2).
Baca Juga: Daewoong Pharmaceutical Mendapat Izin Laboratorium Pengolahan Sel Punca di Indonesia
Seung Yu melihat semangat dan pencapaian luar biasa para peneliti lokal secara langsung, ia yakin bersama-sama dapat mendorong inovasi global. Menurutnya, dengan memanfaatkan sumber daya yang kaya dan talenta luar biasa Indonesia, CGBiobertujuan mengembangkan teknologi inovatif dan membina profesional terampil yang akan merevolusi industri medis global.
"Kolaborasi ini sejalan dengan visi kami untuk meraih posisi terdepan di pasar alat kesehatan global pada tahun 2030," imbuhnya.
Rencananya, CGBio juga akan membangun fasilitas manufaktur alat kesehatan baru di Cikarang, Indonesia. Pembangunan dijadwalkan dimulai pada Desember 2025. Pabrik tersebut akan dengan produksi berbagai alat kesehatan penting untuk pasar Indonesia, termasuk substitusi cangkok tulang dan stent koroner.
Melalui pembangunan pabrik ini, CGBio berharap bisa memberikan kontribusi signifikan terhadap industri manufaktur alat kesehatan Indonesia. Kedua belah pihak akan bekerja sama untuk mencapai tiga tujuan utama yakni penelitian dan pengembangan alat kesehatan yang memanfaatkan sumber daya lokal, pembinaan talenta, dan peningkatan infrastruktur kesehatan.
Baca Juga: Menkes Minta 50% Hulu Hilir Kebutuhan Obat Dipenuhi dari Dalam Negeri
Eric Aoh, Kepala Bisnis CGBio Indonesia, juga menyatakan bahwa kemitraan dan kolaborasi penelitian ini tidak hanya fokus pada pengembangan alat kesehatan, tetapi juga pada pembinaan talenta dan peningkatan infrastruktur kesehatan.
"Kami berkomitmen untuk memberikan hasil yang berkelanjutan untuk pasar lokal dan global," ujar Eric Aoh.
Asal tahu saja, sejak 2018, Daewoong telah memperluas infrastruktur penelitiannya dengan membuka tiga laboratorium: Pusat Penelitian Bioteknologi pada tahun 2018, Pusat Bioanalitik pada tahun 2022 di Universitas Indonesia, dan Laboratorium Sistem Penghantaran Obat (Drug Delivery System) Daewoong di Institut Teknologi Bandung, yang diluncurkan pada tahun 2024. Secara khusus, dua laboratorium di Universitas Indonesia telah melakukan penelitian tentang terapi sel punca dan biopharmaceutical untuk Indonesia.
Selanjutnya: Stok Daging Sapi dan Kerbau Tinggal 18.000 Ton, BUMN Pangan Ditugaskan Lakukan Impor
Menarik Dibaca: Harga Emas Stabil di Dekat Rekor Tertinggi, Diprediksi Segera Tembus US$ 3.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News